Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Happy Ramadhan 134: Analisis Trend Pembelanjaan Konsumen Muslim di Pasar Global

10 April 2024   09:21 Diperbarui: 10 April 2024   11:37 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat hutang konsumen meningkat secara signifikan selama musim Lebaran di beberapa negara, dengan konsekuensi jangka panjang yang dapat merugikan stabilitas keuangan rumah tangga dan perekonomian secara keseluruhan. Terlebih lagi, hutang konsumen yang tinggi juga dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Plus: Dorongan bagi Industri dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Trend pembelanjaan konsumen Muslim selama musim Lebaran juga memberikan dorongan bagi industri dan usaha kecil menengah (UKM). Pelaku bisnis lokal, terutama di negara-negara dengan mayoritas Muslim, sering kali mengalami lonjakan penjualan yang signifikan selama periode ini. Hal ini menciptakan peluang bagi UKM untuk meningkatkan pendapatan mereka dan berkembang lebih lanjut.

UKM juga dapat memanfaatkan trend pembelanjaan konsumen Muslim dengan meningkatkan kehadiran mereka secara online. Platform-platform e-commerce menjadi salah satu saluran yang efektif bagi UKM untuk menjangkau konsumen potensial di seluruh dunia. Dengan strategi pemasaran yang tepat, UKM dapat bersaing dengan perusahaan besar dan memperluas pangsa pasar mereka.

Minus: Potensi Pemborosan dan Konsumsi Berlebihan

Di sisi lain, trend pembelanjaan konsumen Muslim selama musim Lebaran juga dapat menyebabkan pemborosan dan konsumsi berlebihan. Dorongan untuk membeli barang-barang baru, memberikan hadiah yang mewah, dan mengadakan perayaan yang megah sering kali mengaburkan batasan antara kebutuhan dan keinginan, menyebabkan konsumsi yang tidak perlu dan pemborosan sumber daya.


Pemborosan dan konsumsi berlebihan juga memiliki dampak negatif pada lingkungan, terutama melalui peningkatan limbah dan polusi. Selain itu, konsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan kerugian finansial bagi konsumen yang tidak mampu mengendalikan pengeluaran mereka selama musim Lebaran. Hal ini menciptakan tantangan bagi individu dan perekonomian secara keseluruhan dalam mempromosikan konsumsi yang berkelanjutan.

Plus: Peluang untuk Inovasi Produk dan Layanan

Trend pembelanjaan konsumen Muslim selama musim Lebaran juga menciptakan peluang bagi inovasi produk dan layanan. Pelaku bisnis dapat memanfaatkan permintaan yang tinggi untuk produk-produk tertentu dengan mengembangkan produk baru atau meningkatkan fitur yang ada. Misalnya, peningkatan permintaan akan pakaian dan aksesoris dapat mendorong desainer untuk menciptakan koleksi baru yang sesuai dengan tren dan selera konsumen.

Selain itu, trend pembelanjaan konsumen Muslim juga membuka peluang bagi pengembangan layanan yang berkaitan dengan perayaan Lebaran, seperti layanan pengiriman hadiah, layanan katering untuk acara perayaan, dan layanan perjalanan untuk liburan bersama keluarga. Inovasi dalam produk dan layanan ini tidak hanya menciptakan nilai tambah bagi konsumen, tetapi juga menghasilkan peluang bisnis yang menguntungkan.

Minus: Risiko Overstock dan Kerugian Bisnis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun