Negara yang Belum Berhasil:
- Nigeria: Meskipun memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, Nigeria masih menghadapi tantangan dalam pengembangan koperasi pertanian yang efektif. Korupsi, kurangnya dukungan pemerintah, dan ketidakstabilan politik telah menghambat pertumbuhan koperasi pertanian yang berkelanjutan. Sebagai hasilnya, petani kecil dan menengah di Nigeria masih sering kali terpinggirkan dari pasar dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya dan pasar global. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian tidak sepenuhnya inklusif, dengan kesenjangan ekonomi yang tetap ada di antara petani.
- Yaman: Yaman, yang sebagian besar bergantung pada pertanian sebagai sumber penghidupan, mengalami ketidakstabilan politik dan konflik bersenjata yang telah menghambat pengembangan koperasi pertanian yang efektif. Ketidakpastian keamanan membuat sulit bagi petani untuk berkumpul dan bekerja sama dalam kelompok usaha bersama. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan akses terbatas terhadap pendanaan juga menjadi hambatan dalam pengembangan koperasi pertanian yang berkelanjutan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian di Yaman tidak inklusif, dengan banyak petani yang terus menerus berjuang untuk bertahan hidup.
Melalui perbandingan ini, kita dapat melihat bahwa kesuksesan pengembangan kelompok usaha bersama di bidang pertanian sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti dukungan pemerintah, stabilitas politik, akses terhadap sumber daya, dan keamanan. Negara-negara yang berhasil menangani tantangan-tantangan ini cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dalam sektor pertanian.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!