Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB Universitas Andalas www.unand.ac.id www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: KUB Pertanian (87)

19 Februari 2024   12:27 Diperbarui: 19 Februari 2024   14:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Secara keseluruhan, kelompok usaha bersama di bidang pertanian memiliki potensi besar untuk menjadi pilar pertumbuhan ekonomi inklusif. Melalui kekuatan kolektif, akses terhadap sumber daya, pertukaran pengetahuan, dan inklusi sosial, koperasi pertanian dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi masyarakat di seluruh dunia.


Kelompok Usaha Bersama (KUB) di bidang pertanian merujuk pada organisasi atau entitas yang didirikan oleh para petani atau pelaku usaha di sektor pertanian untuk bekerja sama dalam produksi, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian. Berikut ini adalah definisi, jenis, bentuk, dan contoh dari Kelompok Usaha Bersama di Bidang Pertanian:

Definisi:

Kelompok Usaha Bersama di Bidang Pertanian adalah organisasi yang dibentuk oleh petani atau pelaku usaha pertanian untuk bekerja sama dalam kegiatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial anggotanya.

Jenis:

  1. Koperasi Pertanian: Organisasi yang dimiliki dan dikelola oleh para petani atau pelaku usaha pertanian, di mana setiap anggota memiliki satu suara dalam pengambilan keputusan. Contoh: Koperasi Tani Maju Sejahtera.
  2. Kelompok Petani: Grup informal atau formal dari petani yang bekerja sama dalam kegiatan tertentu seperti penanaman, panen, atau pemasaran. Contoh: Kelompok Petani Padi Jaya.
  3. Gabungan Kelompok Tani: Aliansi atau federasi dari beberapa kelompok petani atau koperasi pertanian yang bekerja sama dalam skala yang lebih besar untuk mencapai keuntungan bersama. Contoh: Gabungan Kelompok Tani Mandiri.

Bentuk:

  1. Produksi Bersama: Anggota kelompok usaha bersama bekerja sama dalam kegiatan produksi seperti pengolahan tanah, penanaman, dan panen untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
  2. Pemasaran Bersama: Anggota kelompok usaha bersama menggabungkan hasil panen mereka untuk pemasaran bersama, meningkatkan daya tawar dan mengurangi ketergantungan pada tengkulak atau pedagang.
  3. Pengadaan Bersama: Anggota kelompok usaha bersama melakukan pengadaan input pertanian seperti bibit, pupuk, dan pestisida secara bersama-sama untuk mendapatkan harga lebih baik.
  4. Penyuluhan dan Pelatihan Bersama: Anggota kelompok usaha bersama berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pertanian melalui program pelatihan dan penyuluhan.

Contoh:

  1. Koperasi Tani Sejahtera: Sebuah koperasi pertanian di desa yang dimiliki dan dikelola oleh petani lokal. Mereka bekerja sama dalam produksi, pemasaran, dan penyuluhan pertanian.
  2. Kelompok Petani Sayur Organik: Sebuah kelompok petani yang bekerja sama dalam menanam dan memasarkan sayuran organik di pasar lokal.
  3. Gabungan Kelompok Tani Maju: Federasi dari beberapa koperasi pertanian di wilayah yang sama, yang bekerja sama dalam distribusi input pertanian dan pemasaran hasil panen.

Melalui bentuk-bentuk kerjasama ini, kelompok usaha bersama di bidang pertanian dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan akses pasar, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi anggotanya serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi inklusif di tingkat lokal maupun nasional.


Negara-negara yang sudah sukses dalam menjadikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Bidang Pertanian sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif:

Negara yang Sudah Sukses:

  1. India: India memiliki sejarah panjang dalam pengembangan koperasi pertanian. Misalnya, Amul, yang merupakan salah satu koperasi susu terbesar di dunia, berhasil mengubah kehidupan jutaan petani susu di India dengan memberikan akses pasar yang adil dan harga yang menguntungkan. Program-program seperti Operasi Flood dan Operasi White Revolution telah membantu mengembangkan infrastruktur koperasi pertanian di seluruh negara, memberikan kesempatan kepada petani kecil dan menengah untuk bersaing di pasar global. Dengan adanya koperasi pertanian, petani di India telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka, mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
  2. Brazil:Brazil telah berhasil mengimplementasikan model koperasi pertanian yang kuat, seperti koperasi petani kopi di wilayah Minas Gerais. Koperasi semacam itu memberdayakan petani kecil dengan memberikan akses terhadap pasar global dan meningkatkan nilai tambah produk mereka. Melalui koperasi, petani kopi dapat mengatasi tantangan seperti fluktuasi harga pasar dan kesenjangan akses ke sumber daya. Dengan demikian, koperasi pertanian di Brazil telah menjadi pilar pertumbuhan ekonomi inklusif dengan mengangkat kesejahteraan petani kecil dan menciptakan peluang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi yang lebih luas.

Negara-negara yang belum berhasil menjadikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Bidang Pertanian sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun