Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Consumer Cooperatives (83)

19 Februari 2024   06:14 Diperbarui: 19 Februari 2024   06:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis nilai-nilai sosial, koperasi konsumen dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan positif dalam masyarakat, membawa manfaat ekonomi kepada banyak orang, dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai bersifat inklusif dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.


Koperasi konsumen adalah jenis koperasi yang didirikan oleh sekelompok konsumen untuk membeli barang dan jasa secara bersama-sama. Tujuan utama koperasi konsumen adalah memenuhi kebutuhan anggotanya dengan harga yang terjangkau, kualitas yang baik, serta memberikan pelayanan yang memadai.

Jenis:

  1. Koperasi Pembelian: Jenis koperasi ini fokus pada pembelian barang secara besar-besaran untuk didistribusikan kembali kepada anggotanya dengan harga yang lebih murah.
  2. Koperasi Penjualan: Koperasi ini berfokus pada pemasaran dan penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh anggotanya, memberikan mereka akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan.
  3. Koperasi Gabungan: Merupakan kombinasi dari koperasi pembelian dan koperasi penjualan, yang memungkinkan anggotanya untuk bersama-sama membeli dan menjual produk.

Bentuk:

  1. Koperasi Terbatas (Limited Liability Cooperative): Anggota hanya bertanggung jawab atas modal yang telah disetorkan, sehingga risiko yang ditanggung terbatas.
  2. Koperasi Terbatas dengan Tanggungan Pribadi (Limited Liability Cooperative with Personal Guarantee): Selain modal yang telah disetorkan, anggota juga bertanggung jawab atas tanggung jawab pribadi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
  3. Koperasi Tanpa Batasan Tanggung Jawab (Unlimited Liability Cooperative): Anggota bertanggung jawab secara pribadi atas semua kewajiban koperasi.

Contoh Koperasi Konsumen untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif:

  1. Koperasi Kredit Konsumen: Memberikan pinjaman kepada anggotanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau untuk memulai usaha kecil.
  2. Koperasi Pembelian Pangan: Membeli bahan makanan secara besar-besaran dan menjualnya kembali kepada anggotanya dengan harga yang lebih murah.
  3. Koperasi Penjualan Hasil Pertanian: Menjual produk-produk pertanian dari anggotanya langsung kepada konsumen atau pasar besar.
  4. Koperasi Tenaga Kerja Rumah Tangga: Menyediakan layanan tenaga kerja rumah tangga seperti kebersihan, perawatan anak, atau perawatan lanjut usia kepada anggotanya dengan biaya yang terjangkau.
  5. Koperasi Konsumen Energi Bersih: Mengumpulkan dana dari anggotanya untuk membangun infrastruktur energi bersih seperti panel surya atau turbin angin, kemudian membagi hasilnya kepada anggota sesuai dengan kontribusi mereka.

Melalui berbagai bentuk dan jenisnya, koperasi konsumen berperan penting dalam memastikan akses yang lebih adil terhadap barang dan jasa, serta mempromosikan partisipasi ekonomi yang inklusif bagi semua anggotanya.



Terdapat beberapa negara yang telah berhasil menjadikan koperasi konsumen sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif, sementara negara lain masih menghadapi tantangan dalam hal ini.

Negara yang telah berhasil:

  1. Jepang: Jepang memiliki sejarah panjang dalam pengembangan koperasi konsumen. Koperasi konsumen di Jepang, seperti koperasi toko serba ada (consumer cooperatives), telah menjadi pilar penting dalam menyediakan barang-barang dan layanan-layanan yang terjangkau kepada masyarakat, sambil memberdayakan konsumen dan mengurangi ketimpangan ekonomi.
  2. Jerman: Koperasi konsumen di Jerman, seperti REWE Group, telah menjadi kekuatan besar dalam industri ritel dan distribusi. Mereka tidak hanya menyediakan akses terhadap barang-barang dan layanan-layanan dengan harga yang terjangkau, tetapi juga memberdayakan anggotanya dan memberikan mereka peran aktif dalam pengelolaan koperasi.
  3. India: India memiliki jaringan koperasi konsumen yang besar, seperti Sahakar Bhandar, yang beroperasi di berbagai sektor termasuk pangan, rumah tangga, dan energi. Koperasi konsumen di India telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan akses terhadap barang dan layanan, terutama di daerah pedesaan dan perkotaan yang terpencil.

Negara yang masih menghadapi tantangan:

  1. Afrika Sub-Sahara: Meskipun terdapat beberapa koperasi konsumen yang beroperasi di negara-negara di Afrika Sub-Sahara, banyak di antaranya masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan yang efisien, akses terhadap modal dan pasar, serta dukungan dari pemerintah.
  2. Amerika Latin: Di beberapa negara di Amerika Latin, seperti Brasil dan Argentina, koperasi konsumen telah memainkan peran penting dalam menyediakan akses terhadap barang-barang dan layanan-layanan yang terjangkau kepada masyarakat. Namun, masih terdapat tantangan dalam hal regulasi, manajemen, dan dukungan pemerintah yang konsisten.
  3. Asia Tenggara: Beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Filipina, memiliki potensi besar untuk pengembangan koperasi konsumen sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut dalam hal memperkuat manajemen koperasi, memperluas akses terhadap modal, dan meningkatkan dukungan dari pemerintah.

Meskipun terdapat perbedaan dalam kemajuan koperasi konsumen di berbagai negara, potensi mereka sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif tetap besar dan perlu diperkuat melalui kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Saatnya koperasi Indonesia bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun