Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Rekvalifikasi (72)

18 Februari 2024   09:01 Diperbarui: 18 Februari 2024   09:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rekvalifikasi adalah proses penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah pertumbuhan yang melibatkan semua lapisan masyarakat, tanpa meninggalkan siapa pun di belakang.  Rekvalifikasi menyelaraskan kembali keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi seseorang agar sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang berubah atau dengan kebutuhan baru dalam lingkungan kerja. Ini dapat melibatkan pelatihan ulang, pembelajaran baru, atau pengalihan ke sektor ekonomi yang berkembang. Berikut adalah beberapa definisi, jenis, bentuk, dan contoh dari rekvalifikasi:

Jenis:

  1. Pelatihan Teknis: Rekvalifikasi dapat melibatkan pelatihan keterampilan teknis yang diperlukan untuk pekerjaan di sektor-sektor tertentu, seperti teknologi informasi, manufaktur modern, atau energi terbarukan.
  2. Pendidikan Lanjutan: Ini melibatkan peningkatan pendidikan formal atau non-formal untuk memperoleh kualifikasi baru atau meningkatkan kompetensi yang sudah ada.
  3. Pengalihan Karir: Rekvalifikasi juga bisa berarti mengalihkan karir seseorang ke sektor atau bidang pekerjaan yang berbeda yang lebih sesuai dengan keterampilan atau minat mereka.

Bentuk:

  1. Pelatihan Kerja: Program-program yang dirancang khusus untuk mengajarkan keterampilan baru atau meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki oleh individu.
  2. Kursus Pendidikan: Pendidikan formal atau non-formal yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu.
  3. Program Pengembangan Keterampilan: Program-program yang fokus pada pengembangan keterampilan teknis dan keterampilan lunak yang diperlukan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang berubah.

Contoh:

  1. Pelatihan Teknis: Seorang pekerja pabrik yang telah kehilangan pekerjaannya karena otomatisasi dapat mengikuti program pelatihan untuk belajar tentang pemrograman mesin-mesin otomatis.
  2. Pendidikan Lanjutan: Seorang administratif yang ingin naik jabatan dapat mendaftar di universitas untuk mendapatkan gelar sarjana dalam bidang administrasi bisnis.
  3. Pengalihan Karir: Seorang guru yang merasa tertarik pada teknologi dapat melakukan rekvalifikasi untuk menjadi seorang pengembang perangkat lunak dengan mengikuti kursus-kursus pemrograman.

Rekvalifikasi adalah strategi yang penting dalam menghadapi perubahan ekonomi dan pasar kerja yang terus berkembang. Ini membantu individu untuk tetap relevan dan bersaing dalam lingkungan kerja yang dinamis, sambil juga mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dengan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mengakses kesempatan baru.

Dalam konteks ini, rekvalifikasi memainkan peran yang sangat vital karena memungkinkan individu untuk mengakses kesempatan baru, berpartisipasi dalam ekonomi secara lebih efektif, dan meningkatkan kesejahteraan mereka serta masyarakat secara keseluruhan.

Pertama-tama, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan rekvalifikasi. Rekvalifikasi mengacu pada upaya untuk menyelaraskan kembali keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi seseorang agar sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang berubah. Hal ini dapat melibatkan pelatihan ulang, pembelajaran baru, atau pengalihan ke sektor ekonomi yang berkembang. Dengan memperbarui keterampilan mereka, individu yang terpinggirkan atau terdampak oleh perubahan ekonomi dapat menemukan kesempatan baru untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara inklusif.

Rekvalifikasi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pertama, program pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dapat diselenggarakan. Ini mencakup pelatihan teknis untuk pekerjaan di sektor-sektor yang sedang berkembang, seperti teknologi informasi, energi terbarukan, atau manufaktur modern. Selain itu, program-program tersebut harus menyediakan dukungan yang cukup bagi peserta, termasuk bantuan keuangan, bimbingan karir, dan jaringan profesional.

Selain pelatihan teknis, penting juga untuk memberikan perhatian pada keterampilan lunak atau "soft skills". Keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam lingkungan kerja yang terus berubah. Program rekvalifikasi yang holistik harus mencakup pengembangan keterampilan ini untuk memastikan bahwa individu dapat berhasil tidak hanya dalam pekerjaan saat ini tetapi juga dalam karir jangka panjang mereka.

Selain itu, kebijakan publik yang mendukung juga diperlukan untuk memfasilitasi rekvalifikasi. Ini termasuk insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam pelatihan karyawan, dukungan keuangan bagi individu yang ingin mengikuti program rekvalifikasi, dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar kerja dan merancang program-program yang sesuai.

Namun, kesuksesan rekvalifikasi tidak hanya tergantung pada upaya pemerintah atau sektor swasta saja. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mendukung individu yang ingin menjalani proses rekvalifikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan dukungan sosial, mentoring, atau berbagi pengalaman dengan mereka yang sedang mencari jalan baru dalam karir mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun