Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Pengelolaan Finansial Kaum Terpinggirkan (24)

14 Februari 2024   08:22 Diperbarui: 14 Februari 2024   08:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


Pengelolaan risiko finansial untuk kaum terpinggirkan memainkan peran penting dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi inklusif. Inklusi keuangan adalah kunci untuk memastikan bahwa semua kelompok masyarakat memiliki akses yang setara terhadap layanan keuangan dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam ekonomi. Berikut beberapa strategi untuk meningkatkan pengelolaan risiko finansial kaum terpinggirkan:

  1. Pendidikan Keuangan: Program pendidikan keuangan yang menyasar kaum terpinggirkan dapat membantu mereka memahami risiko finansial yang dihadapi dan cara mengelolanya dengan baik. Ini bisa termasuk pelatihan tentang tabungan, investasi, dan asuransi.
  2. Akses ke Layanan Keuangan: Meningkatkan akses kaum terpinggirkan ke layanan keuangan seperti rekening bank, pinjaman mikro, dan asuransi adalah langkah penting. Ini memungkinkan mereka untuk mengelola risiko finansial mereka dengan lebih baik dan mengurangi kerentanan terhadap kejadian tak terduga.
  3. Inovasi Keuangan: Pengembangan produk keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan kaum terpinggirkan dapat membantu mereka mengelola risiko dengan lebih efektif. Contohnya termasuk asuransi mikro dan produk tabungan yang terjangkau.
  4. Pendekatan Komunitas: Melibatkan komunitas dalam pengembangan solusi keuangan dapat memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi lokal.
  5. Perlindungan Hukum: Perlindungan hukum terhadap hak-hak keuangan kaum terpinggirkan, seperti hak atas kepemilikan tanah dan akses terhadap layanan keuangan tanpa diskriminasi, sangat penting untuk mengurangi risiko mereka dalam sistem keuangan.

Dengan meningkatkan pengelolaan risiko finansial kaum terpinggirkan, kita dapat mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.


Kaum terpinggirkan adalah kelompok yang secara sosial, ekonomi, atau politik sering kali tidak memiliki akses yang setara terhadap sumber daya dan kesempatan dibandingkan dengan mayoritas masyarakat. Bentuk, jenis, dan contoh kaum terpinggirkan dapat bervariasi tergantung pada konteks geografis, budaya, dan politik. Berikut adalah beberapa bentuk, jenis, dan contoh kaum terpinggirkan:

  1. Kaum Miskin: Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, seringkali memiliki akses terbatas terhadap pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan yang layak, dan akses keuangan.
  2. Kaum Minoritas Etnis: Kelompok etnis atau ras yang diabaikan atau diskriminasi dalam akses terhadap layanan, pekerjaan, atau hak-hak politik.
  3. Kaum Pribumi: Masyarakat adat atau suku-suku yang sering kali tidak memiliki hak atas tanah atau sumber daya alam tradisional mereka dan sering kali terpinggirkan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
  4. Perempuan dan Anak-Anak: Perempuan dan anak-anak sering kali terpinggirkan dalam hal akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan ekonomi. Mereka juga rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi.
  5. Kaum Difabel: Orang dengan disabilitas sering menghadapi hambatan dalam akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, transportasi, dan aksesibilitas umum.
  6. Kaum Pengungsi dan Pengungsi: Orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik, perang, atau bencana alam sering kali menjadi terpinggirkan dan menghadapi tantangan besar dalam menemukan tempat tinggal, pekerjaan, dan integrasi sosial.
  7. Kaum Petani dan Pekerja Migran: Petani, buruh migran, dan pekerja informal lainnya sering kali tidak memiliki akses terhadap perlindungan sosial, upah yang layak, dan kondisi kerja yang aman.
  8. Kaum Tuna Daksa: Orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, seperti gelandangan dan penghuni permukiman kumuh, sering kali terpinggirkan dari layanan dasar seperti air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan.
  9. Kaum yang Rentan Terhadap Penyakit Menular: Orang-orang yang tinggal di daerah yang terpinggirkan atau dalam kondisi lingkungan yang buruk sering kali memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang mencegah dan mengobati penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis.

Memahami dan mengatasi ketidaksetaraan dan ketimpangan yang dialami oleh kaum terpinggirkan adalah langkah penting dalam mencapai inklusi sosial, ekonomi, dan politik yang lebih besar.


Kaum terpinggirkan seringkali rentan terhadap berbagai risiko finansial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan stabilitas keuangan mereka. Berikut beberapa bentuk, jenis, dan contoh risiko finansial yang sering dihadapi oleh kaum terpinggirkan:

  1. Ketidakstabilan Pendapatan:
    • Pekerjaan tidak tetap atau sementara
    • Pendapatan yang rendah dan tidak konsisten
    • Ketidakpastian dalam bisnis kecil atau informal
  2. Ketidakpastian Biaya Hidup:
    • Kenaikan harga barang dan layanan yang berdampak pada daya beli
    • Biaya kesehatan yang tidak terjangkau
    • Biaya pendidikan yang tinggi
  3. Risiko Kredit:
    • Kesulitan mengakses pinjaman dari lembaga keuangan formal karena kurangnya riwayat kredit atau jaminan
    • Terjerat dalam utang yang tinggi bunga dari rentenir atau pinjaman informal
  4. Risiko Kesehatan:
    • Biaya medis yang tak terduga karena penyakit atau kecelakaan
    • Kehilangan pendapatan karena sakit atau cacat
  5. Risiko Bencana Alam:
    • Kerugian materi dan kehilangan pendapatan akibat bencana alam seperti banjir, badai, atau gempa bumi
  6. Risiko Keamanan Finansial:
    • Kehilangan tabungan atau aset karena pencurian atau penipuan
    • Kehilangan pekerjaan atau pendapatan karena konflik sosial atau politik
  7. Risiko Inflasi:
    • Penurunan daya beli uang karena inflasi yang tinggi, yang dapat mengurangi nilai tabungan dan pendapatan
  8. Risiko Penarikan Dukungan Sosial:
    • Ketergantungan pada bantuan sosial atau program kesejahteraan yang rentan terhadap pemotongan atau penarikan
  9. Risiko Keuangan Mikro:
    • Kerugian usaha kecil atau mikro akibat perubahan pasar atau kompetisi
    • Kerugian investasi dalam aset kecil atau bisnis keluarga
  10. Risiko Ekonomi Makro:
    • Dampak negatif dari perubahan kebijakan ekonomi nasional atau global, seperti krisis keuangan atau resesi

Memahami dan mengelola risiko-risiko ini penting bagi kaum terpinggirkan agar mereka dapat membangun ketahanan finansial yang lebih baik dan mencapai inklusi keuangan yang lebih besar. Upaya-upaya seperti pendidikan keuangan, akses terhadap layanan keuangan, dan perlindungan sosial dapat membantu mengurangi dampak dari risiko-risiko ini.

Terpinggirkan tentu bukan keinginan tapi ini nyata. Perlu diperhatikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun