Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ; Pemberdayaan Sosial (4)

12 Februari 2024   14:09 Diperbarui: 14 Februari 2024   06:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Pemberdayaan sosial adalah sebuah konsep yang mendasar dalam memperjuangkan pertumbuhan ekonomi inklusif. Ini mencakup upaya untuk memberdayakan individu, kelompok, atau komunitas yang kurang beruntung atau terpinggirkan agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam ekonomi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan dalam produksi barang dan jasa dalam suatu negara atau wilayah. Namun, pertumbuhan ekonomi yang inklusif tidak hanya tentang peningkatan angka-angka makro seperti PDB per kapita, tetapi juga mencakup distribusi yang merata dari keuntungan ekonomi tersebut di antara seluruh lapisan masyarakat.

Pemberdayaan sosial untuk pertumbuhan ekonomi inklusif melibatkan berbagai strategi dan praktek, di antaranya:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan akses yang adil dan merata terhadap pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan dapat membantu individu yang kurang beruntung meningkatkan kapasitas mereka untuk terlibat dalam ekonomi yang berkembang.
  2. Pemberdayaan Perempuan: Memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan kepemilikan aset tidak hanya merupakan tindakan yang adil secara sosial, tetapi juga berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, karena peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.
  3. Akses Keuangan yang Inklusif: Mendorong pengembangan sistem keuangan yang inklusif, yang memberikan akses kepada semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu atau terpinggirkan, dapat membantu memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan memberikan modal kepada usaha kecil dan menengah serta individu untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
  4. Penguatan Komunitas Lokal: Mendukung pengembangan dan penguatan organisasi masyarakat, koperasi, dan inisiatif lainnya dapat membantu memperkuat ekonomi lokal dan memberdayakan komunitas-komunitas untuk mengelola sumber daya mereka sendiri.
  5. Pengurangan Ketimpangan: Mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok-kelompok masyarakat yang kaya dan miskin adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif. Ini bisa dilakukan melalui kebijakan redistribusi, perlindungan sosial, dan upaya-upaya untuk memperluas akses ke peluang ekonomi.
  6. Inklusi Digital: Memastikan akses yang merata terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya, juga merupakan faktor penting dalam pemberdayaan sosial untuk pertumbuhan ekonomi inklusif di era digital saat ini.
  7. Partisipasi dan Pemenuhan Hak: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembuatan keputusan yang memengaruhi mereka dan memastikan pemenuhan hak-hak dasar seperti akses terhadap air bersih, pangan, dan perumahan juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan sosial.

Dengan mengadopsi pendekatan pemberdayaan sosial untuk pertumbuhan ekonomi inklusif, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua orang agar dapat mengambil bagian dalam dan mendapatkan manfaat dari kemajuan ekonomi. Ini tidak hanya akan memperkuat ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga akan membantu membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan secara sosial.


Berikut beberapa contoh pemberdayaan sosial yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif:

  1. Program Pelatihan Keterampilan: Pemerintah atau lembaga non-pemerintah dapat menyelenggarakan program pelatihan keterampilan untuk orang-orang yang kurang beruntung, seperti pengangguran, kaum miskin perkotaan, atau perempuan yang ingin memasuki pasar kerja. Pelatihan ini dapat mencakup keterampilan teknis, kewirausahaan, atau keterampilan sosial, yang semuanya membantu mereka memperoleh pekerjaan atau memulai usaha sendiri.
  2. Koperasi dan Kelompok Usaha Bersama: Membantu pendirian dan pengelolaan koperasi atau kelompok usaha bersama di komunitas-komunitas miskin atau pedesaan dapat membantu meningkatkan akses mereka ke pasar, sumber daya, dan peluang ekonomi lainnya. Dengan berkolaborasi dan berbagi sumber daya, anggota koperasi atau kelompok usaha bersama dapat meningkatkan daya tawar mereka dan memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar.
  3. Akses Keuangan Mikro: Menyediakan akses ke layanan keuangan mikro, seperti pinjaman mikro atau tabungan, kepada individu atau kelompok yang kurang mampu dapat membantu mereka memulai atau mengembangkan usaha kecil. Ini bisa dilakukan melalui lembaga keuangan mikro atau program-program pemberdayaan ekonomi yang diselenggarakan oleh organisasi non-pemerintah.
  4. Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan: Program-program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan dapat membantu individu yang kurang beruntung atau terpinggirkan untuk memahami prinsip-prinsip bisnis, mengembangkan rencana bisnis, dan memulai usaha mereka sendiri. Dengan memberikan dukungan ini, mereka dapat menjadi pengusaha yang sukses dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain di komunitas mereka.
  5. Inisiatif Komunitas: Masyarakat lokal dapat memulai inisiatif sendiri untuk memperkuat ekonomi mereka, seperti program-program pertanian perkotaan, koperasi pertanian, atau toko serba ada. Melalui kerja sama dan kolaborasi di antara anggota komunitas, inisiatif-inisiatif ini dapat menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka.
  6. Teknologi untuk Inklusi: Penggunaan teknologi, seperti platform online atau aplikasi seluler, untuk menghubungkan individu atau kelompok yang kurang mampu dengan peluang ekonomi, seperti pekerjaan lepas atau pasar barang, dapat membantu meningkatkan inklusi ekonomi. Dengan memberikan akses ke teknologi ini dan pelatihan yang sesuai, mereka dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital.
  7. Kemitraan Sektor Swasta: Kemitraan antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Misalnya, perusahaan dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan atau organisasi non-pemerintah untuk menyelenggarakan program pelatihan keterampilan atau memfasilitasi akses ke pasar kerja bagi kelompok yang terpinggirkan.

Dengan menerapkan contoh-contoh ini dan strategi lainnya, pemberdayaan sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif yang memperhitungkan kebutuhan dan potensi semua orang dalam masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun