Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB Universitas Andalas www.unand.ac.id www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Payakumbuh dan Konvensi Ramsar

2 Februari 2024   06:13 Diperbarui: 2 Februari 2024   06:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Konvensi Ramsar, atau dikenal juga sebagai "Hari Lahan Basah Sedunia," merujuk pada Konvensi Internasional tentang Daerah Basah (The Convention on Wetlands of International Importance), yang diadopsi di Ramsar, Iran, pada tanggal 2 Februari 1971. Oleh karena itu, setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia.

Tujuan dari Konvensi Ramsar adalah untuk mempromosikan pelestarian dan pengelolaan berkelanjutan lahan basah di seluruh dunia. Lahan basah mencakup berbagai ekosistem air, seperti rawa-rawa, danau, sungai, paya-paya, mangrove, serta zona pesisir. Konvensi ini memberikan pengakuan khusus kepada daerah-daerah basah yang memiliki nilai penting secara internasional.

Beberapa poin penting dari Konvensi Ramsar:

Pentingnya Lahan Basah: Konvensi ini menegaskan pentingnya lahan basah untuk keseimbangan ekologis dan kesejahteraan manusia. Lahan basah menyediakan berbagai manfaat ekosistem, seperti penyaringan air, tempat berkembang biak bagi flora dan fauna, dan perlindungan terhadap bencana alam.

Daerah Basah Internasional: Konvensi Ramsar menciptakan kategori "Daerah Basah Internasional" yang memiliki nilai penting secara global. Negara-negara yang menjadi pihak dalam konvensi berkomitmen untuk melindungi dan merawat daerah-daerah basah ini.

Konservasi dan Pengelolaan: Negara-negara yang meratifikasi konvensi diharapkan mengadopsi langkah-langkah untuk melestarikan dan mengelola lahan basah secara berkelanjutan. Ini melibatkan identifikasi, perlindungan, dan pemeliharaan daerah-daerah basah yang kritis.

Kolaborasi Internasional: Konvensi ini mendorong kerja sama internasional dalam pelestarian lahan basah. Negara-negara anggota diharapkan untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya untuk mendukung upaya pelestarian lahan basah.

Pendidikan dan Kesadaran: Konvensi Ramsar juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai nilai lahan basah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap pelestarian lahan basah.

Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia setiap tanggal 2 Februari diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global terhadap pentingnya lahan basah dan mendorong tindakan untuk melindungi dan mengelola lahan basah secara berkelanjutan.

Payakumbuh adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Nama "Payakumbuh" memiliki sejarah yang terkait dengan asal-usulnya. Meskipun tidak ada catatan yang pasti mengenai asal-usul nama tersebut, terdapat beberapa teori dan legenda yang berkembang di masyarakat setempat.

Salah satu teori menyebutkan bahwa nama "Payakumbuh" berasal dari bahasa Minangkabau, di mana "paya" berarti lahan basah atau rawa. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa kota ini mungkin dinamai sesuai dengan karakteristik lingkungannya, yang mungkin memiliki lahan basah atau rawa di sekitarnya.

Lahan basah atau rawa sendiri memiliki peran penting dalam ekosistem dan kehidupan masyarakat. Mereka dapat menjadi sumber daya alam yang kaya, mendukung keanekaragaman hayati, dan menyediakan berbagai layanan ekosistem. Namun, mereka juga dapat menjadi tantangan dalam hal pengelolaan air dan pemukiman.

Seiring waktu, kota-kota seperti Payakumbuh umumnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yang melibatkan pemanfaatan lahan basah untuk kepentingan pemukiman, pertanian, atau kegiatan lainnya. Penting bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa pengelolaan lahan basah dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi.

Penting juga untuk dicatat bahwa sejarah dan kaitan antara nama suatu tempat dengan karakteristik lingkungannya sering kali dipengaruhi oleh legenda, cerita rakyat, atau interpretasi budaya. Oleh karena itu, informasi mengenai asal-usul nama Payakumbuh dan hubungannya dengan lahan basah dapat bervariasi tergantung pada sumbernya.

Adakah hubungannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun