Mohon tunggu...
Syaiful IchsanAshari
Syaiful IchsanAshari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka dengan hal yang berkaitan dengan islami, teknologi, dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mirisnya Akhlak dan Adab Sesorang Di Zaman Sekarang

17 Mei 2024   14:35 Diperbarui: 17 Mei 2024   14:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mirisnya Akhlak dan Adab Seseorang di Zaman Sekarang

Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi dan perkembangan peradaban manusia telah membawa banyak perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, salah satu aspek yang mengalami kemerosotan dan menimbulkan kekhawatiran adalah akhlak dan adab. Pada zaman sekarang, banyak fenomena sosial yang menunjukkan degradasi nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya menjadi landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan generasi mendatang dan bagaimana kita dapat mengembalikan serta memperkuat nilai-nilai luhur yang telah tergerus oleh perubahan zaman.

Salah satu contoh nyata dari kemerosotan akhlak dan adab dapat kita lihat dalam interaksi sehari-hari di dunia maya. Media sosial, yang awalnya diciptakan untuk memudahkan komunikasi dan berbagi informasi, kini sering kali menjadi arena pertikaian dan penyebaran kebencian. Kebebasan berekspresi yang tidak diiringi dengan tanggung jawab etika telah membuat banyak orang merasa bebas untuk menyebarkan ujaran kebencian, fitnah, dan perilaku tidak sopan lainnya. Hal ini diperparah dengan anonimitas yang sering kali ditawarkan oleh platform media sosial, sehingga orang-orang merasa lebih leluasa untuk berperilaku buruk tanpa takut dikenali atau mendapat konsekuensi nyata.

Fenomena ini juga mencerminkan adanya krisis dalam pendidikan akhlak di kalangan generasi muda. Pendidikan formal yang terlalu fokus pada aspek akademis dan prestasi cenderung mengabaikan pentingnya pendidikan karakter. Kurikulum yang padat dengan target-target akademis membuat para pendidik memiliki waktu yang sangat terbatas untuk memberikan pembelajaran tentang etika dan moral. Akibatnya, banyak siswa yang tumbuh dengan pengetahuan akademis yang memadai tetapi minim dalam hal etika dan adab. Padahal, integrasi antara pendidikan akademis dan moral sangat diperlukan untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan perilaku yang santun.

Pentingnya Peran Keluarga Untuk Menanamkan Nilai-nilai Akhlak & Adab

Peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akhlak dan adab juga sangat penting, namun sayangnya, banyak keluarga yang gagal menjalankan peran ini dengan baik. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi sering kali tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendidik anak-anaknya tentang nilai-nilai etika dan moral. Di sisi lain, adanya perubahan dalam struktur keluarga dan pola asuh juga mempengaruhi proses internalisasi nilai-nilai ini. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tua cenderung mencari referensi dari lingkungan luar yang belum tentu memberikan contoh yang baik. Akibatnya, mereka rentan terpengaruh oleh perilaku negatif yang mereka lihat di media massa atau dari teman-teman sebayanya.


Kemerosotan akhlak dan adab juga sangat jelas terlihat dalam dunia politik dan pemerintahan. Banyak pejabat publik yang terlibat dalam berbagai skandal korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang menunjukkan bahwa integritas dan moralitas sering kali dikorbankan demi kepentingan pribadi atau kelompok. Kasus-kasus seperti ini tidak hanya merusak citra pemerintah di mata masyarakat, tetapi juga memberikan contoh buruk bagi generasi muda yang melihat para pemimpin mereka bertindak tidak etis. Ketika pemimpin-pemimpin bangsa tidak mampu menunjukkan teladan yang baik, maka sulit diharapkan bahwa masyarakat luas akan memiliki standar moral yang tinggi.

Di tingkat masyarakat umum, kita juga sering melihat perilaku yang jauh dari adab dan etika. Misalnya, perilaku tidak tertib di tempat umum, kurangnya rasa hormat terhadap sesama, dan meningkatnya individualisme yang mengikis nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Semua ini mencerminkan bahwa banyak orang semakin kehilangan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menjaga perasaan orang lain. Masyarakat yang dulunya dikenal dengan keramahan dan sikap saling menghargai kini berubah menjadi lebih egois dan kurang peduli terhadap sesama.

Peran media massa dalam fenomena ini juga tidak bisa diabaikan. Media sering kali lebih mementingkan rating dan sensasi daripada menyajikan konten yang mendidik dan memperkuat moral masyarakat. Tayangan yang penuh dengan kekerasan, intrik, dan konflik tanpa diimbangi dengan pesan moral yang kuat, dapat mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat, terutama anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan karakter. Dalam banyak kasus, media massa justru menjadi agen sosialisasi yang memperkuat perilaku negatif dan membentuk persepsi yang salah tentang kehidupan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan usaha bersama dari berbagai pihak. Orang tua harus lebih aktif dan terlibat dalam mendidik anak-anaknya, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal moral dan etika. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka, menunjukkan sikap yang sopan, santun, dan penuh tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang, di mana anak-anak merasa dihargai dan dipahami.

Sistem Pendidikan Harus Berkontribusi Dalam Melakukan Reformasi Karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun