Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ngeri-ngeri Sedap Lewat Tol Cipali

3 Agustus 2015   23:45 Diperbarui: 4 Agustus 2015   00:57 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontur jalan yang rata, sekali lagi memang cukup melenakan bagi pengemudi. Kita secara tak sadar kerap menginjak pedal gas terlalu dalam yang mengakibatkan kecepatan meningkat secara tajam. Untungnya kesadaran dan konsentrasi saya masih cukup bagus sehingga saat gas poll saya kembali diingatkan untuk kembali menurunkan kecepatan.

Kondisi jalan tol yang lurus, rata dan minim tikungan serta tanjakan memang membuat pengemudi agak santai. Kerja fisik banyak berkurang, dan yang lebih banyak bekerja adalah konsentrasi pada jalanan yang lurus.

Problem terbesar dari menyetir malam adalah pada minimnya lampu penerangan di jalan tol Cipali. Seperti yang pernah saya bahas di postingan Mudik, Jangan (Takut) Lewat Tol Cipali serta Mengintip Kesiapan Tol Cipali Sambut Pemudik lampu penerangan di tol Cipali hanya di tempatkan di titik tertentu, seperti persimpangan jembatan (fly over) atau di sekitar pintu masuk/ keluar tol. Alhasil sepanjang jalan yang kita temui hanya jalan yang gelap pekat. Penerangan sangat minim, hanya mengandalkan lampu kendaraan lain yang berada di depan, belakang atau kejauhan saja.

Menurut Wisnu Dewanto, Corporate Affair PT.Lintas Marga Sedaya selaku pengelola jalan tol Cipali, lampu penerangan memang hanya ditempatkan di tempat-tempat tertentu saja. Namun menurutnya ini sudah sesuai Undang-undang yang berlaku.

Beruntung (lagi-lagi beruntung, dasar orang Jawa!) di kilometer awal sejak pintu tol Cikopo hingga 20 kilometer sesudahnya di jalur sebaliknya ada kemacetan sepanjang 20 kilometer yang membuat jalan yang kami lalui terbantu penerangannya dari mobil yang ada di jalur tersebut. Meski tidak penuh, tapi lumayanlah agak terang sedikit.

Perjalanan Pulang yang Melelahkan

Jika saat berangkat ke Jogja melewati tol Cipali kondisi tubuh saya sedang bugar-bugarnya, maka kondisi sebaliknya terjadi saat pulang dari Jogja. Kurang istirahat di malam sebelum pulang dan harus menyetir di siang hari yang terik membuat kondisi fisik lekas menurun. 

Berbagai cara sudah saya lakukan sepanjang perjalanan dari Jogja, seperti tidur di pom bensin, gegoleran seusai sholat di sebuah mesjid, hingga istirahat makan di sejumlah titik. Namun itu semua tidak cukup membalas kelelahan fisik yang saya alami. Apalagi saya sengaja ngebut menghindari gelap yang pekat di kawasan Tegal. Bukannya takut kegelapan, saya hanya cemas jika berada di tengah sawah dan mobil bermasalah akan menimbulkan banyak masalah. Makanya saya paksakan meski kondisi menurun tetap melajukan kendaraan dengan maksimal.

Dan akhirnya kami berhasil masuk ke tol Pejagan sekitar pukul 9 malam. Bagi saya ini bukan catatan buruk, dan saya menargetkan tiba di tol Cikampek dalam 2 jam kemudian. Sebenarnya ini bukan target yang muluk. Target ini sesuai dengan kondisi jalanan yang meski padat namun tetap jalan alias tidak macet seperti saat berangkat di ruas tol arah sebaliknya.

[caption caption="Batu Blengong Yang Misterius di jalur Cipali (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun