Mohon tunggu...
Syahtian Suprayogi
Syahtian Suprayogi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya Mahasiswa Biasa

Born To Borneo

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Harapan di Lahan Gambut

14 Agustus 2020   18:32 Diperbarui: 17 Agustus 2020   04:13 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Rumah miring akibat daya topang gambut rendah (sumber: dok.pribadi)

Kadar Air (KA)
Berbeda dengan tanah mineral, tanah gambut dapat menyerap dan menyimpan air jauh lebih tinggi, hal ini dikarenakan lahan gambut memiliki kandungan bahan organic yang dominan. Air yang terkandung di tanah gambut mencapai lebih dari 300% dari bobot kerignya yang berarti gambut mampu menyerap air 1 sampai 13 kali bobotnya.

Berat Isi (Bulk Density)
Berat isi tanah gambut biasanya sangat rendah rata-rata 0,2 g cm-3 karena adanya pengaruh bahan mineral, namun masih jauh dibanding BD tanah mineral yang berkisar 0,7-1,4 g cm-3 .Tingkat kematangan gambut sangat berpengaruh terhadap besarnya berat isi gambut, semakin matang gambut maka rata-rata berat isi gambut menjadi lebih tinggi.

Subsiden
Tanah gambut juga rawan terjadi penurunan permukaan tanah/ subsiden, hal ini terjadi biasanya disebabkan oleh proses drainase yang berakibat air yang berada di antara massa gambut mengalir keluar.

Subsiden pada lahan gambut biasanya dapat dilihat pada akar tanaman yang muncul dipermukaan tanah yang diakibatkan tanah gambut menurun atau kempis. Subsiden  menyebabkan keterbatasan ruang penyimpanan air, sehingga fungsi gambut sebagai pengatur tata air untuk daerah sekitarnya juga bisa menurun

Daya Menahan Beban (Bearing Capacity)

Gambar 2. Tiang listrik miring (sumber:dok.pribadi)
Gambar 2. Tiang listrik miring (sumber:dok.pribadi)
Kita yang hidup dekat atau pada lahan gambut pasti pernah atau sering melihat adanya pohon yang miring/tumbang, bangunan rumah yang miring, jalan aspal yang rusak.

Hal tersebut terjadi dikarenakan daya menahan beban (bearing capacity) gambut yang tergolong rendah selain itu pada lahan pertanian terutama perkebunan (tahunan) sering menjadi faktor penghambat produktivitas tanaman. Kondisi tanaman yang tidak tegak (doyong) yang sering ditemukan di lahan gambut merupakan indikasi rendahnya daya menahan beban tanah gambut.

Daya menahan beban tanah gambut dipengaruhi oleh tingkat kematangan gambut. Gambut yang relatif lebih matang umumnya lebih padat sehingga daya menahan bebannya menjadi lebih tinggi. Beberapa perusahaan besar melakukan peningkatan daya menahan beban melalui proses pemadatan dengan menggunakan alat mekanisasi. 

Namun demikian hal ini juga sering sulit dilakukan karena pada tanah dengan daya menahan beban yang rendah alat-alat mekanisasi sulit digunakan. 

Selain akibat BD tanah yang rendah, kondisi gambut yang terlalu lunak/lembek akibat kadar air yang terlalu tinggi juga berkontribusi terhadap rendahnya daya menahan beban tanah gambut. Oleh karena itu drainase selain bertujuan untuk menghilangkan kelebihan air, juga untuk meningkatkan daya menahan beban.

Irreversible Drying (Kering Tidak Balik)
Tentu kita tidak lupa dengan Kebarakarn dilahan/hutan di Kalimantan dan Sumatra pada tahun 2015 dan 2019 lalu paling banyak terdapat pada lahan gambut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun