Mohon tunggu...
Syahrul Ramadhan
Syahrul Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - calon imam

mahasiswa STIBA ARRAAYAH

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Doaku

30 November 2020   20:30 Diperbarui: 30 November 2020   20:34 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syahrul Ramadhan 

  Perkenalkan aku adalah seorang yang lahir di keluarga yang kecil dan sederhana, hanya aku, ayah, ibu, dan dua adikku.

        Ku mulai kisahku ketika aku masih duduk di bangku SD, yang mana pada saat itu terdapat kenangan yang tak pernah aku lupakan dalam hidupku.  Seperti biasa, sebelum aku berangkat ke sekolah aku selalu memberi salam kepada ibu. Dan aku berangkat ke sekolah di antar oleh ayahku dengan sepeda di karenakan jaraknya yang sangat jauh dari rumahku dan kami tidak memiliki motor apalagi mobil. Setelah mengantarku ke sekolah ayah langsung pergi ke tempat kerjanya yang mana lebih jauh dari sekolahku terkadang ia pernah terlambat ke tempat bekerja hanya karena mengantarkanku ke sekolah, dan ayahku adalah seorang Marbot di masjid Al-Hurriyyah IPB bogor.

         Yang paling aku sedihkan adalah sepeda yang sering kami pakai rusak dan tak layak di pakai dan harus di perbaiki di bengkel, nah selama perbaikan aku dan ayah memilih jalan kaki masing-masing ke tempat tujuan kita.

         Setelah sepeda selesai di perbaiki, pada saat itu setelah aku pulang sekolah dan masuk rumah dengan memberi salam, aku melihat ayahku yang terbaring kesakitan saat ibuku mengobati kaki ayahku yang ternyata ketika ayah pulang ke rumah ia mengalami kecelakaan karena terjatuh dari sepeda saat di ikuti oleh beberapa anjing yang buas dan Alhamdulilahnya ada beberapa orang yang menolang ayahku dan mengusir anjing-anjing tersebut. Aku sangat sedih sekali melihat kondisi ayahku saat ini dan berfikir bagaimana besok dan seterusnya ayah akan bekerja?. Ayahku meminta izin agar tidak bekerja terlebih dahulu sampai kondisinya membaik.

 Singkat cerita ...........

          Pada saat aku naik ke jenjang SMP, di masa inilah do'aku atau keinginanku Allah kabulkan yaitu aku ingin sekali punya sepeda sendiri agar ayah tidak terlambat bekerja lagi. Ketika pulang sekolah seperti biasanya aku pulang dengan sepeda dan ketika di jalan aku melihat teman-temanku naik motor dan saat itulah tumbuh rasa iri dalam diriku melihat mereka.

         Seiring waktu berjalan, sebelum aku lulus SMP, pada saat itu pada tengah malam  aku bangun karena ingin buang air dan aku mendengar ibuku sedang berdo'a: " Ya Allah, ingin sekali kami memiliki apa yang dimiliki orang lain dan aku hanya ingin sebuah motor agar kami bisa jalan-jalan bersama, dan juga jadikanlah anak-anakku seseorang yang sukses di masa depan kelak dan menjadi anak yang paham akan agama dan menjadi anak yang sholeh."

         Aku sangat sedih pada diriku apakah aku sudah membuat kedua orang tuaku bahagia?, dan pada saat itu aku berkata pada diriku aku akan memenuhi keinginan ibuku yaitu menjadi seseorang yang paham akan agama dan menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang dan menjadi orang yang sukses kelak.

       Nah, telah ku putuskan setelah ku lulus SMP, aku akan meneruskan sekolahku ke pesantren yang terkenal dengan nama Ma'had Al-Qur'an Wal Hadist atau biasa di sebut MA Al-Haitsam.

       Pada saat itulah, aku mulai berpisah dengan keluargaku, di ma'had inilah aku mendapatkan banyak sekali ilmu tentang islam dan juga motivasi dari setiap ustadz yang di berikan kepadaku. Ketika aku di ma'had, aku mendengar kabar dari ayahku bahwa Alhamdulillah akhirnya ayah bisa memiliki motor juga, karena di pekerjaannya ada motor bekas yang sudah tidak layak pakai, akhirnya ayahku meminta izin untuk membawa motor itu dan memperbaikinya di bengkel, dan Alhamdulillah akhirnya bisa dipakai, yah walaupun motor itu tidak sebagus dengan motor teman-temanku, yang terpenting keluargaku bisa menjengukku setiap minggu satu kali dengan motor itu, dan aku tidak pernah malu terhadap teman-teman baruku di pesantren ini yang mana sebagian keluarga mereka menjenguk dengan mobil atau motor yang lebih bagus dariku, aku tidak peduli yang terpenting aku bahagia bisa di jenguk oleh keluargaku.

       3 tahun berlalu lamanya aku di pesantren ini dan akhirnya tiba juga wisuda kelulusanku, dan selama aku tinggal di pesantren ustadz-ustadzku memberitahuku dan memberiku saran agar aku meneruskan pendidikanku di sebuah sekolah tinggi ilmu Bahasa Arab yang dikenal dengan sebutan STIBA AR-RAAYAH

       Nah, aku ingin sekali meneruskan pendidikanku disana, aku selalu berdo'a disetiap sujudku dan disetiap saat agar aku bisa diterima di tempat itu.

      Ketika aku mendaftrakan diri di tempat itu, aku melihat banyak sekali yang mendafkarkan diri tuk meneruskan pendidikannya di tempat ini dari sabang sampai marauke mencapai 5000 orang pada saat itu. Dan aku berfikir, apakah aku dapat diterima di tempat ini, aku selalu berdo'a dan meminta do'a juga kepada orang tuaku karena aku yakin do'a orang tua itu sangat penting.

      Ketika tiba waktu dimana pengumuman penerimaan mahasiswa baru, aku sangat tidak sabar dan segera melihat pengumuman tersebut dan ternyata namaku tidak ada, ku ulang terus menerus dari atas sampai bawah berkali-kali dan ternyata memang namaku tidak ada pada pengumuman itu, hanya teman-temanku yang di terima, aku terjatuh lemas karena sedih. Tetapi, teman-temanku selalu di sampingku dan selalu menyemangatiku baik suka maupun duka dan bahwa di pengumuman itu hanya 100 orang yang baru diterima, dan ada kabar bahwa aka nada gelombang selanjutnya dan yang akan diterima sekitar 200 orang saja dari 5000 orang pendaftar.

     Teman-temanku menyemangatiku seraya berkata: "kita berjuang bersama, kita daftar bersama, kita berusaha bersama, kita saling menolong satu sama lain agar kita semua bisa selalu bersama, apabila kami di terima di tempat itu dan in syaa'aa Allah dengan izin Allah kamu pun akan ikut bersama kami, dan apabila kenyataan berkata lain dan itu sudah rencana Allah kami tidak bisa berbuat apa-apa dan Allah tahu apa yang terbaik bagi hambanya.

       Dan aku yakin akan kata-kata temanku bahwa aku akan ikut mereka dan kami akan bersama kembali, aku terus bedo'a dan terus bedo'a dan juga menunggu pengumuman berikutnya.

       1 minggu berlalu, dan tibalah waktunya pengumuman gelombang 2, aku bersiap-siap melihat dan terus berdo'a semoga namaku tercantum di pengumuman ini, ketika ku mencari namaku dan Alhamdulillah aku langsung sujud syukur dan teman-temanku pun sujud bersama dengan izin Allah akhirnya aku bisa di terima juga.

      Dari kisah ku ini banyak sekali pelajaran yang bisa di dapat salah satunya yaitu pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186, yang artinya: "Dab apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu ( Muhammad ) tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi ( perintahku ) dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran.

     Jadi, teruslah berdo'a kawanku baik diri kita dalam keadaan susah maupun senang, dan jangan meminta do'a pertolongan Allah ketika kita dalam keadaan susah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun