Mohon tunggu...
Syahrul maulana
Syahrul maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1,

Universitas Indraprasta PGRI.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Inspirator Guru Milenial (Sebuah Tapak Tilas)

8 September 2022   19:58 Diperbarui: 8 September 2022   20:41 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari senin jadi pembina upacara sendirian saya memahami tempatnya pelosok gurunya pada jauh-jauh tempat tinggalnya. Apalagi guru yang bernama Pak Didih.

Semua dijalani secara istiqomah walaupun banyak rintangan saya hadapi dengan ikhlas bagaikan air yang mengalir. Waktu terus berjalan hari demi hari saya mengajar siswa dengan penuh perhatian, sambil mencari lokasi yang baru untuk madrasah negeri. Ternyata susah, pada gak mau sekolah atau madrasahnya dinegerikan sudah dicoba ke Anizomiyah gak mau, Al kautsar juga gak mau.

Masalahpun belum usai, dari tempat madrasah yang belum menetap, jauhnya tempat mengajar. kini timbul masalah baru. ternyata dapat kabar hubungan bendahara dan kepalah madrasah kurang harmonis. Berdampaklah pada guru-guru, salah satunya Ibu Deli. jadi waktu itu, kalau mau ambil gaji harus dianter ke rumah Bapak Ridwan. Saya pun jadi pusing, ngajar di Leuwinanggung, di Babakan, di Aljihad di Baskara

Setelah Depok merdeka menjadi sebuah Kota Madya, Alhamdulillah ada lokasi baru yaitu MTs Alhidayah satu satunya madrasah yang mau dinegerikan waktunya tepat pada tahun ajaran baru 1999/2000 pindahlah ke MTs Alhidayah kecamatan Cilodong (waktu itu nama kecamatannya masih Sukmajaya).

Ternyata prosesnya tidak semulus perkiraan saya (yang tahu Pak Idris)

Saya Pak Dahlan dan Pak H. Ma'sum langsung berbenah diri mempersiapkan tahun ajaran baru. Siswa baru ada dua rombel atau dua kelas. Guru PNS sudah banyak guru honor juga banyak dari MTs Alhidayah yang loyal terhadap KH. Muh Ali (Al Marhum).

Belum genap satu tahun hijrah MTs Negeri Kota Depok didemo wali murid dari Leuwinanggung yang dipimpin KH. Ustadz Zakiyah minta penyelesaian kelas yang di Leuwinanggung, permasalahannya MTs Negeri SPP 2500 sementara MTs Darussalam SPP 1500. Pihak wali murid keberatan sama dengan SPP MTs Darussalam (untung nggak ketemu saya) keesokan harinya saya selesaikan ketemu kepala madrasah MTs Darussalam Pak H. Subadir . Karena nggak ada titik temunya saya pindahkan ke MTs Nurul Falah Tubagus Pangeling dengan SPP tetap 2500. Selesailah pemasalahan

MERINTIS KOPERSI

Tahun 2002/2003 mumpung masih punya kewenangan ngatur keuangan LKS bekerjasama dengan kurikulum saat itu dipegang Ibu Delian dan dibantu petugas Pak Syamsudin mengalokasikan keuntungan LKS untuk modal koperasi simpan pinjam selanjutnya saya serahkan kepada pengurus yang mengantikan saya. Dengan dukungan kepala madrasah baik dari Bapak Sarnubi maupun yang baru Bapak Samlawi. Demi modal koperasi.kepala madrasah dan kurikulum ikhlas nggak terima keuntungan LKS dan Alhamdulillah koperasi berkembang dengan pesat.

MERINTIS OUTING CLASS

Pada waktu itu walas belum berani mengadakan outing class ke Jogja takut anak-anaknya pada nggak mau. Tahun 2004 saya bekerjasama dengan koperasi saya ajak guru guru ke Jogja istilah sekarang Family Gathering  setiap guru dapat jatah 3 kursi dan uang saku. Berangkatlah dengan dua bus besar. Mumpung saya masih bebas ngelola uang LKS kontrak dua tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun