Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[EMPSK] Aku Ingin Abadi Bersamamu

16 Mei 2019   07:38 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by 54KA.org

Menemukanmu di titik itu, dan kembali berpikir waras. Setelah yang aku lakukan sebelumnya hanyalah merencanakan banyak kegagalan. Setidaknya sampai kita berjumpa, dan membuatku sadar bahwa rencana terbesar hidupku ialah menjadi tua dan abadi bersamamu.

Perihal pagi, siang, malam
Semi, gugur, dingin, kemarau
Lahir, hidup, bahkan mati.
Semuanya hanyalah mengenai perjalanan waktu, hari, atau tentang musim yang terus berganti.
Kita menjadikan hidup sebagai perputaran dan pertumbuhan yang terlahir misterius.
Ada, lalu tiada.

Tapi keinginanku tak berubah.
Aku ingin dewasa, tua dan kembali bertingkah kanak-kanak di atas sebuah ranjang keras tempat kita memadu kasih, di hadapanmu. Kemudian mati sebagai lelaki beruban yang terlalu bahagia.

Sebelumnya, aku berlabuh di banyak dermaga, terdampar di atas permukaan karang yang tajam, hingga disapu oleh badai gelombang yang menyamar sebagai perairan tenang. Hilang arah hingga tenggelam.

Aku juga pernah dikait jangkar dan hanya berlayar statis di tengah laut. Kadang-kadang menyerah. Sampai Tuhan mengirimmu turun dari atas langit, atau sebuah peradaban dari tempat yang entah. Lalu putus asa dan rupa keruh pelayaran berubah menjadi senja yang bergemuruh jingga, dan matahari tenggelam tepat di belakang punggung kita.

Menemukanmu di titik ini membuatku bersyukur dan merasa bersalah.
Sebab di atas segala kelemahanku, ada sebuah keinginan yang kuat untuk bisa hidup dan abadi bersamamu.

Maukah kau abadi bersamaku?
Hidup dari sekumpulan daki, meraba dengan kulit yang keriput, menyantap semangkuk bubur, menikmati kepikunan, hingga ditumbuhi uban di penghujung waktu?

Namun jika bagimu itu belum cukup abadi, aku akan menawarkan diri untuk menjadi sebuah ketiadaan berbentuk sekumpulan atom yang bisa mengawasimu di sisa-sisa hari.

Aku ingin kita menjadi dua manusia renta yang mati, dengan kenangan melewati badai pelayaran hingga pergantian musim dan hari, hanya untuk menjadi abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun