Mohon tunggu...
Bulan merah
Bulan merah Mohon Tunggu... Buruh - Konco

@phytahoras

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Minum Kopi

6 Desember 2018   22:38 Diperbarui: 7 Desember 2018   03:35 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gomal tak pernah paham perihal masalah batuknya, barangkali sudah tiga minggu berlalu, batuknya itu terkadang membuat orang -- orang disekitarnya kaget bukan sembarang. "Ugkhuk.....", kira -- kira begitu bunyinya. Batuknya tatkala diskusi dengan orang -- orang organisasi mencipta prasangka. Dikira terkadang batuknya buatan, tapi kalau sudah begitu cepat -- cepat ia mengatakan, "ini autentik mas, bukan karbitan". Lagi pernah sewaktu sholat berjamaah, imam lupa bacaannya dan sialnya bertepatan dengan batuk gomal yang keras, ujung -- ujungnya gomal jadi terdakwa. Dikelas pun hampir serupa. Teman -- temannya merasakan akibatnya. Karna seringkali ketika sang Dosen menerangkan (ingat, dosen segalanya, mahasiswa bukan apa - apa) batuknya Gomal lagi -- lagi mengaburkan penerangan, melawan balik gelombang -- gelombang suara yang harusnya masuk ditelinga teman kelasnya. Walhasil gomal lagi jadi kambing hitam kebodohan kelasnya. Sebenarnyapun gomal sudah banyak menerima saran dari kawanannya perihal batuknya yang terlalu kelewat.

Namun, bukan namanya gomal kalau berkepala lunak. Disuruh periksakan kedokterpun ( meski gratis) ia menolak. Tolakannya pun bervariasi. Variasinya pun bervariabel. Sungguh aneh emang. Tapi ia pernah cerita kalau saja batuknya gegara kopi, temannya yang mendengarpun tertawa, parahnya mengatainya."aku kalo minum kopi suka batuk, kira -- kira kenapa ya?", tanya nya suatu waktu pada nanda(sesama penikmat). Balasan nanda sederhana cukup dua kata kalau benar, "dasar cupu". Teman yang lainnya pun menambahi, "dasar lemah".

Tapi gomal hanya senyam -- senyum sambil memperlihatkan gigi putihnya. Lain peristiwa ia juga pernah cerita, kalau saja batuknya itu bermuara tatkala waktu itu ia meminta pada ibunya untuk dikirimkan kopi mandailing dari kampung halamannya. Harapan gomal saat itu sungguh lah besar, karna berhari -- hari ia menunggu kiriman kopinya itu yang lama karena menunggu celana kainnya jadi. Karna sudah menunggu lama, dan gomal juga selalu menelpon ibunya untuk bertanya memastikan kopi itu memang sudah di beli oleh ibunya, dan ibunya pun selalu berkata sudah, sudah dan sudah setiap kali gomal menelpon untuk bertanya. Dan ketika tiba hari akan kedatangan kirimannya. Tatkala gomal membukanya(berharap kopi ada) ia tak menemukan kopi yang ia minta. Besoknya pun gomal langsung mengkontak ibunya perihal kopi tersebut mengingat ibunya yang selalu berkata 'sudah' setiap kali gomal bertanya perihal kopi. Dengan nada tinggi gomal bertanya "bu kenapa ga ada kopinya"?, ibunya menjawab, "ga bagus kopi itu buat kesehatan mu nak", tambah gomal lagi, "ibu kan ga tau apa -- apa tentang kopi, harusnya kirim aja!", sembari langsung mengakhiri dialognya dan terbersit pelampiasan untuk membeli kopi sasetan. Dan setelah itu, batuknya pun dimulai. Setelah minum kopi.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun