Mohon tunggu...
Syahril Arsyad
Syahril Arsyad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Opini atau Artikel

Mahasiswa Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Masyarakat Desa pada Era Globalisasi

18 Juni 2021   13:20 Diperbarui: 18 Juni 2021   13:31 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Perubahan sosial pada penelitian ”Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Akibat Globalisasi” yang diambil dalam jurnal, Menghasilkan hasil bahwa perubahan sosial yang terjadi di Kecamatan Rembang, yaitu: a) Perubahan tingginya partisipasi masyarakat di bidang pendidikan formal, b) Perubahan partisipasi politik masyarakat, c) Perubahan pemahaman warga terhadap ajaran agamanya, d) Perubahan persatuan warga karena mendukung kelompoknya dalam olahraga, e) Perubahan status dan peran wanita dalam sebuah rumah tangga, f) Perubahan lunturnya budaya, adat dan sopan santun generasi muda, g) Perubahan tingkat kesejahteraan warga dengan melakukan usaha, h) Perubahan pemanfaatan lahan menjadi hutan produksi, i) Perubahan minat generasi muda menekuni profesi pertanian, dan lain sebagainya.

          Era globalisasi dapat di katakan sebagai penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, hubungan dalam kehidupan sosial pada skala yang lebih besar termasuk pada negara Indonesia yang masih dalam kategori negara berkembang. Globalisasi lantas menjadi perhatian besar baik bagi pebisnis maupun bagi para konsumen khususnya, karena diikuti dengan perkembangan pasar-pasar global dan berbagai teknologi yang turut berkembang pesat (Ritzer, 2008). Kekuatan globalisasi tercermin pada perubahan perilaku masyarakat khususnya pada individu yang mudah menyerap dan mengikuti perkembangan globalisasi (Kunto, 1999). Individu yang dengan cepat menyerap perkembangan informasi akan cenderung berperilaku mengikuti era globalisasi.

          Menurut kelompok kami, globalisasi juga berdampak positif karena masyarakat di desa seiring kemajuan tekhnologi dan penggunaan internet, akses internet yang semakin mudah didapatkan membuat masyarakat memiliki kesadaran tinggi bahwa pendidikan adalah suatu hal yang penting apalagi bagi anak-anak muda karena anak-anak mudalah yang menjadi penerus bangsa ini, yang tadinya rata-rata masyarakat desa hanya lulusan SMA maksimal sekarang banyak sekali masyarakat desa yang memperbaiki nasibnya dengan melanjutkan studi S1 bahkan S2 di Kota.

          Munculnya Globalisasi ini tentunya memiliki dampak negative bagi masyarakat desa, karena masyarakat di desa telah mengubah pandangan dan pemikiran-pemikirannya khususnya para generasi muda, mereka yang memperbaiki nasibnya untuk sekolah ke luar kota akan berdampak pada peminatan generasi muda menekuni profesi pertanian, karena masyarakat di desa mayoritas mata pencahariannya adalah pertanian dan perkebunan, Mereka lebih suka atau lebih memilih bekerja pada sektor industri daripada bertani dan berkebun. Selain itu fungsi lahan seiring jamannya waktu berubah, lahan yang tadinya untuk berkebun atau bercocok tanam menjadi pabrik-pabrik atau industri, selain itu sekarang ini banyak sekali desa-desa yang dijadikan tempat wisata.

         Globalisasi sangat mempengaruhi perilaku masyarakat desa terhadap gaya hidup, adanya pengaruh ini menyebabkan terjadinya perubahan sosial pada tatanan masyarakat desa yang berperilaku konsumtif  karena munculnya rasa gengsi antara satu orang terhadap orang lain atau bisa juga dengan tetangga, contohnya adalah orang yang berpendapatan pas-pasan melihat orang sekitarnya yang statusnya berada di atasnya dengan mereka membeli laptop, handphone keluaran terbaru, baju dengan tren saat ini, sepatu baru dengan model yang nge-tren saat ini muncul hasrat ingin memiliki juga meskipun barang-barang tersebut juga tidak sangat dibutuhkan karena memenuhi rasa gengsi maka dilakukan dengan cara kredit pola konsumsi yang berlebihan seperti ini menjebak masyarakat akibatnya banyak keluarga yang berhutang demi untuk memenuhi rasa gengsinya. Serta masyarakat pada era saat ini cenderung hidup Hedonisme khususnya bagi masyarakat kota, mereka cenderung Gaya hidup yang menonjolkan kemewahan, kesenangan, dan berfoya-foya menghamburkan uang karena pengaruh Westernisasi (berperilaku kebarat-baratan).

          Dampak-dampak negative ini dapat di minimalisir pada era globalisasi ini seperti bangga dengan produk-produk dalam negeri seperti membeli produk-produk dalam negeri dan memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang ini banyak sekali produk-produk negara kita yang tak kalah bagusnya seperti produk-produk negara lain seperti produk kecantikan Ms Glow, produk pakaian Erigo dan masih banyak lagi sepatu dan tas buatan masyarakat kita sendiri dan kerajinan-kerajinan tangan yang sangat lah indah dan kualitasnya sangat lah bagus. Bahkan negara kita memiliki symbol yang bertuliskan “Bangga Buatan Indonesia”. Pemerintah di negara kita juga menggalakkan program “Cinta Produk Dalam Negri” tujuannya adalah menekan produk impor sekaligus mendorong tumbuhnya industri dalam negeri dan pemerintah memberikan APBN atau APBD terhadap sebuah proyek.

          Adapun meminimalisir sifat hedonisme adalah selalu bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, memulai membuat daftar prioritas, mana yang lebih dibutuhkan dan mana yang tidak dibutuhkan, membuat daftar prioritas ini sangat lah penting untuk masa depan dengan adanya daftar prioritas ini kita bisa menabung untuk keperluan-keperluan yang dibutuhkan di masa depan. Yang terakhir adalah mencintai diri sendiri dan selektif memilih pergaulan yang baik. Sifat hedonisme ini muncul karena kita kurang percaya diri dan mencintai diri kita sendiri akibatnya kita sering sekali meniru apa yang orang lain gunakan dan apa yang orang lain beli padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan, memilih pergaulan juga sangat lah penting karena pada zaman sekarang banyak sekali pergaulan-pergaulan yang buruk yang sangat merugikan kita sendiri.

Penyusun,

Syahril Arsyad, Mahasiswa Sosiologi FISIP 

Universitas Muhammadiyah Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun