Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mampukah Guru Melepaskan Diri dari Jeratan Mindset Lama?

19 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 19 Februari 2024   00:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kebanyakan guru enggan melakukannya karena takut dianggap melanggar aturan. Mereka lebih memilih untuk patuh pada kurikulum yang sudah ada, meski sebenarnya kurikulum merdeka justru mengijinkan inovasi semacam itu. Inilah yang disebut Arifin sebagai ketidakpahaman guru terhadap makna kurikulum merdeka yang sebenarnya.

Jadi, menurut saya apa yang disampaikan Arifin memang benar adanya. Kunci sukses kurikulum merdeka sesungguhnya terletak pada pikiran dan komitmen guru. Selama guru masih berpikir dalam kotak, sulit bagi kurikulum merdeka untuk diimplementasikan dengan baik. Kita perlu ada upaya serius untuk membuka wawasan guru tentang makna kemerdekaan dalam pendidikan. 

Selain itu, kepala sekolah juga harus proaktif menggali ide-ide kreatif dari guru dan memberikan dukungan penuh bagi inovasi pembelajaran. Kepala sekolah yang demokratis dan terbuka sangat membantu menciptakan iklim akademik yang merdeka di sekolah. Ia bisa menjadi motor penggerak perubahan pola pikir guru.

Namun demikian, upaya di atas tentu perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Transformasi pendidikan bukanlah hal yang mudah dan instan. Dibutuhkan kerja keras dan komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan. Jika tidak, kurikulum merdeka hanya akan menjadi wacana tanpa dampak nyata bagi kemajuan pendidikan. 

Transformasi pendidikan membutuhkan usaha besar dari semua pihak. Guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan, hingga pemerintah pusat harus bersinergi mewujudkan reformasi pendidikan ini. Perubahan pola pikir dan budaya mengajar guru tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan kerja keras dan komitmen bersama untuk membawa pendidikan kita ke arah yang lebih baik. Jika tidak, kurikulum merdeka yang digadang-gadang hanya akan menjadi wacana tanpa membawa dampak nyata. Mari kita pupuk optimisme, namun tetap disertai kerja keras dan ketekunan. Dengan begitu, harapan mewujudkan generasi emas Indonesia menjadi semakin dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun