Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meneroka Prinsip-prinsip Penilaian Siswa yang Jarang Tersentuh

27 November 2023   00:01 Diperbarui: 27 November 2023   00:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Penilaian yang Bijaksana Membentuk Jembatan Pemahaman, Seiring Dengan Aliran Pembelajaran."

Minggu ini menjadi masa yang sibuk bagi para guru, terutama karena mendekati momen penting: asesmen sumatif akhir. Dalam persiapan menyongsong evaluasi tersebut, guru-guru terlibat dalam serangkaian kegiatan yang membutuhkan perencanaan teliti. Salah satu tugas utama adalah menyiapkan soal-soal yang tidak hanya mencerminkan materi yang telah diajarkan, tetapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yang telah dijadikan pedoman. Proses penyusunan soal memerlukan ketelitian ekstra agar bisa memberikan gambaran yang adil dan akurat tentang kemampuan siswa.

Mendekati asesmen sumatif, ruang guru menjadi pusat kegiatan yang penuh dengan daftar checklist, catatan, dan buku panduan. Guru-guru dengan seksama memeriksa rencana pembelajaran yang telah mereka susun sepanjang semester ini. Mereka menyelaraskan materi yang akan diuji dengan tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan sebelumnya. Inilah saatnya kreativitas dan kebijaksanaan diterapkan dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang tidak hanya menguji pemahaman, tetapi juga mendorong siswa untuk menerapkan konsep, berpikir kritis, dan menunjukkan kemampuan yang telah mereka kuasai selama proses pembelajaran.

Penilaian dalam konteks pendidikan adalah landasan utama untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa. Di tengah dinamika pembelajaran, prinsip-prinsip yang mendasari proses penilaian sangatlah krusial. Pertama, penilaian yang sejalan dengan tujuan pembelajaran bukanlah sekadar aturan formal, melainkan fondasi penting yang menjadikan evaluasi bermakna. Hal ini menjadi poin krusial untuk memastikan bahwa setiap evaluasi benar-benar merefleksikan pencapaian siswa berdasarkan materi yang telah mereka pelajari. Soal-soal yang relevan dengan bahan pelajaran menjadi pondasi esensial; tanpanya, siswa tidak akan memiliki kesempatan untuk menunjukkan sejauh mana pemahaman mereka telah berkembang selama proses pembelajaran.

Konsekuensi dari ketidakterpaduan antara materi yang dipelajari dengan soal evaluasi adalah hilangnya relevansi antara upaya pembelajaran dengan hasil evaluasi. Guru tidak hanya harus mengevaluasi pemahaman siswa secara tepat, tetapi juga memberikan kesempatan yang setara bagi setiap siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan memastikan keterkaitan yang erat antara materi dan pertanyaan evaluasi, guru dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan siswa dan memberikan umpan balik yang lebih sesuai untuk mendukung perkembangan mereka.

Kedua, dalam memperluas spektrum teknik penilaian, guru memegang kunci untuk menggali lebih dalam aspek-aspek kemampuan siswa. Meskipun tes pilihan ganda menjadi primadona dalam ruang penilaian, namun pemahaman keterampilan siswa tidaklah terwakili secara menyeluruh oleh teknik ini. 

Inilah saatnya guru memanfaatkan beragam metode penilaian seperti tes uraian yang memungkinkan siswa untuk menjelaskan secara rinci pemahaman mereka, proyek yang meminta mereka menerapkan konsep dalam situasi nyata, penugasan praktis yang menguji kemampuan langsung di lapangan, portofolio yang mencerminkan perkembangan panjang siswa, dan penilaian kinerja yang memperlihatkan kemampuan siswa dalam konteks khusus. Semua metode ini tidak hanya menawarkan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap tingkat penguasaan siswa terhadap materi, tetapi juga memungkinkan guru untuk menilai kemampuan adaptasi, pemikiran kritis, dan kreativitas siswa dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan. 

Penggunaan beragam teknik penilaian ini juga memungkinkan siswa untuk menemukan wadah ekspresi yang lebih luas. Mereka tidak hanya diuji atas kemampuan mengingat informasi, tetapi juga diajak untuk berpikir lebih dalam, menunjukkan keahlian dalam menerapkan pengetahuan, serta menunjukkan kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Melalui metode-metode ini, penilaian bukan hanya menjadi alat untuk mengukur, tetapi juga sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan esensial yang akan membantu siswa dalam kehidupan nyata.

Ketiga, konsistensi antara penilaian formatif dan akhir adalah landasan penting yang mencerminkan integritas evaluasi dalam proses pembelajaran. Keberhasilan siswa tidak hanya tercermin dari hasil akhir, tetapi juga dari perjalanan mereka dalam menyerap, memahami, dan mengaplikasikan materi selama kurun waktu tertentu. Menggunakan metode penilaian yang konsisten membantu menciptakan hubungan yang erat antara bagian-bagian kecil dari progres pembelajaran dan gambaran besar pencapaian siswa secara menyeluruh. Kehadiran konsistensi ini menghilangkan kemungkinan distorsi yang dapat muncul jika perbedaan metode diterapkan secara tidak konsisten, sehingga penilaian akhir lebih mewakili perjalanan panjang dan perkembangan siswa seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun