Sepintas, antara gaji, penghasilan dan rezeki adalah hal yang sama, padahal sejatinya berbeda.
Gaji adalah balas jasa atau penghargaan yang diberikan secara teratur kepada karyawan.
Kalau penghasilan? Penghasilan adalah jumlah uang yang didapat dalam jangka waktu tertentu. Penghasilan bisa juga disebut pendapatan bersih.
Rezeki beda lagi. Ia adalah pemberian atas kehendak Allah kepada kita. Rezeki tidak semata materi. Anak, kesehatan, waktu yang lapang juga termasuk rezeki.
Jadi, gaji adalah bagian kecil dari penghasilan. Penghasilan adalah bagian kecil dari rezeki. Kalau gaji dan penghasilan itu terbatas, maka rezeki itu luas, tanpa batas.
Kenapa kita merasa penghasilan kita hanya sebatas gaji?
Karena pola fikir kita seperti itu. Jika gaji habis, seolah-olah habis pula penghasilan kita. Seolah olah sebesar itulah Allah mencurahkan rezekinya kepada kita.
Banyak yang mengeluhkan gajinya kecil. Kalau ditanya, pengen sih nambah penghasilan, tapi malu dan gengsi yang mendominasi.
Kuliah tinggi-tinggi koq disuruh jualan, koq nyari sampingan. Gengsi dooooonk...
Ada pula yang beralasan tidak bisa, tidak berbakat, tidak pintar ngomong, tidak punya banyak teman, gaptek, dsb.
Intinya mau dulu. Jika mau berubah, mau mencoba, mau belajar, pasti bisa karena jualan itu skill atau keahlian. Kabar baiknya, setiap keahlian itu bisa dipelajari dan umumnya ketika sudah bisa, maka akan bisa selamanya. Sama halnya ketika belajar naik sepeda, main lato-lato.
Yuk ubah pola fikir kita, ubah tindakan kita.
"Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama." Kata Albert Einstein.