Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat "Al-Ikhlash" dan Ketuhanan "Yang Berbudaya"

11 November 2017   13:27 Diperbarui: 11 November 2017   14:14 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prinsip dasar soal Keesaan Tuhan dan cara pandang yang seragam terhadap satu Tuhan sebagai tempat kembalinya seluruh urusan kemanusiaan, justru terhindar dari "klaim" akan anggapan, bahwa "Tuhan perlu dibela". Bagimana "membela Tuhan" sedangkan Tuhan adalah tempat manusia memohon perlindungan dan pertolongan?

Bagi saya, prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa yang terangkum dalam Pancasila, tidak saja merupakan sebuah solusi "jalan tengah"---sebagaimana diungkapkan Din Syamsuddin---tetapi lebih kepada sebuah "kesadaran bersama" (collective consciousness) atas dasar "paksaan" untuk menyatukan beragam kepentingan yang dikembalikan kepada hanya satu Tuhan. 

Bagi umat muslim, yang sudah sangat akrab sekali dengan surat "Qulhu" sudah seharusnya mampu menumbuhkan kemantapan hati dan ketulusan terhadap cara pandang bersama terhadap prinsip "satu Tuhan" yang dimiliki dan dipersepsikan secara sama oleh seluruh umat manusia. Maka, cara pandang Ketuhanan "Yang Berbudaya" tentu saja akan terhindar dari beragam konflik sektarianisme keagamaan itu sendiri, termasuk tumbuhnya radikalisme atau bahkan menguatnya sikap intoleransi dalam keberagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun