Jokowi ingin ada kesinambungan dalam kebijakannya, termasuk proyek-proyek prestisiusnya seperti IKN dan industrialisasi. Tapi, seperti kata pepatah, "Politikus merencanakan, politik menentukan." Politik itu dinamis, dan kesetiaan sering kali hanya bertahan selama ada kepentingan bersama.
Jadi, pertanyaannya bukan "Apakah Prabowo akan berkhianat pada Jokowi?", melainkan "Kapan?"
Mengapa Prabowo Bisa Menjauh dari Jokowi?
Ada beberapa skenario menarik yang bisa terjadi setelah Prabowo dilantik sebagai presiden:
-
"Terima kasih, Pak Jokowi, Tapi..."
Setelah resmi berkuasa, Prabowo bisa saja mulai membangun dinasti dan pengaruhnya sendiri. Kalau dulu ia harus mengikuti skenario politik Jokowi, kini ia bisa menulis naskahnya sendiri. Perlahan-lahan, ia akan merapikan kabinetnya, mengurangi peran orang-orang Jokowi, dan mengganti aktor lama dengan pemain baru, termasuk mungkin wakilnya. Partai Koalisi Mulai Saling Lirik
Jokowi mungkin merasa ia punya kuasa penuh atas Prabowo, tapi jangan lupa ada Megawati yang masih berkutik, ada Golkar yang oportunis, dan ada partai-partai lain yang siap lompat pagar kapan saja. Kalau suatu saat PDIP dan partai-partai lain mulai merapat ke Prabowo, maka Jokowi bisa saja kehilangan pengaruhnya lebih cepat dari perkiraan.Siapa yang Pegang Ekonomi, Dia yang Menang
Politik itu bukan hanya soal siapa yang berkuasa, tapi juga siapa yang menguasai ekonomi. Jika Prabowo merasa kebijakan-kebijakan ekonomi yang selama ini dirancang oleh Jokowi mulai tidak sesuai dengan arah kepemimpinannya, maka ia bisa saja menggantikannya dengan strategi baru. Ini bisa menjadi awal dari "pisah ranjang" secara politik.Jokowi dan Panggung 2029
Jangan kira Jokowi akan pensiun nyaman. Ia masih muda (dibanding presiden sebelumnya), dan anaknya, Gibran, sedang disiapkan sebagai pemain politik masa depan. Jika Jokowi terus mengatur strategi untuk 2029 dan Prabowo merasa terganggu dengan langkah-langkah tersebut, maka benturan politik tidak bisa dihindari.
Pengkhianatan atau Sekadar Politik?
Mungkin kata "pengkhianatan" terlalu dramatis. Dalam politik, perbedaan kepentingan itu wajar. Jokowi mungkin sudah memperhitungkan bahwa Prabowo bisa berubah haluan. Dan Prabowo? Ia mungkin juga sudah menyusun strategi bagaimana tetap dekat dengan Jokowi sambil tetap menjaga otonominya sebagai pemimpin baru.
Kesimpulannya: Prabowo bisa saja menjauh dari Jokowi, tapi bukan karena ia "berkhianat." Hanya saja, dalam politik, persahabatan abadi itu mitos, dan kepentingan adalah realitas.
Siapkan kacang tanah rebus, karena episode terbaru dari "Sinetron Politik Indonesia" baru saja dimulai!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI