Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penguatan atau Pertentangan? Dinamika Hubungan antara Mertua dan Menantu

11 Mei 2024   06:07 Diperbarui: 11 Mei 2024   06:44 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan mertua dan menantu. (Freepik.com)

Ada empat subjek untuk membahas hubungan (chemistry) antara Mertua-Menantu, yaitu:

1. Menantu Lelaki dengan Mertua Lelaki
2. Menantu Perempuan dengan Mertu Perempuan
3. Menantu Lelaki dengan Mertua Perempuan
4. Menantu Perempuan dengan Mertua Lelaki.

Ketika membahasnya, kita perlu melakukan "penekanan khusus" pada subjek-subjek ini karena komunikasi antar gender dan usia itu ada perbedaan. Banyak artikel ilmiah yang membahas hubungan antar subjek tersebut. Mari kita bahas.

***

Komunikasi antara menantu dan mertua seringkali diwarnai dengan ketegangan dan kecanggungan yang tidak hanya berdampak pada individu terlibat, tetapi juga pada keseluruhan dinamika keluarga. Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas dua dari empat subjek yang Anda sebutkan, yaitu menantu lelaki dengan mertua lelaki dan menantu perempuan dengan mertua perempuan, dengan mengaitkan teori psikologi dan pendekatan yang relevan.


1. Menantu Lelaki dengan Mertua Lelaki 

Hubungan antara menantu lelaki dan mertua lelaki sering kali dilihat sebagai hubungan yang penuh persaingan. Hubungan ini bisa menjadi arena bagi kedua pria untuk mempertahankan atau menegaskan dominasi dan kekuasaan mereka dalam keluarga. Ini bisa jadi karena masing-masing ingin menunjukkan kapasitasnya sebagai 'pemimpin' keluarga. Untuk mengurangi ketegangan, komunikasi yang efektif dan terbuka sangat penting. Menantu dan mertua harus menciptakan ruang dialog di mana kedua belah pihak dapat mengungkapkan harapan dan batasan mereka dengan jujur.

2. Menantu Perempuan dengan Mertua Perempuan

Hubungan antara menantu perempuan dan mertua perempuan sering kali lebih kompleks karena adanya persaingan generasional dan peran gender yang ditetapkan secara sosial. Konflik sering kali muncul dari ekspektasi dan tekanan yang saling bertentangan. Mertua perempuan mungkin memiliki ekspektasi tertentu mengenai cara menjalankan rumah tangga atau mendidik anak-anak yang bisa bertentangan dengan keinginan menantu perempuannya. Disinilah pentingnya penggunaan empati dan negosiasi. Memahami perspektif satu sama lain dan mencari titik temu bisa membantu mengurangi gesekan dan membangun hubungan yang lebih harmonis.

Dalam kedua kasus ini, menggunakan prinsip-prinsip komunikasi asertif, khususnya mengenai cara pengaruh dan persuasi, dapat sangat membantu. Menyadari bahwa tujuan akhir adalah harmoni keluarga, kedua belah pihak dapat belajar untuk mendekati situasi dengan niat untuk memahami dan mendukung, bukan untuk memenangkan argumentasi.

***

Sekarang, mari kita lanjutkan dengan dua subjek lainnya: menantu lelaki dengan mertua perempuan dan menantu perempuan dengan mertua lelaki. Masing-masing dinamika ini membawa tantangan uniknya sendiri, terutama karena perbedaan gender yang dapat memengaruhi cara komunikasi dan interaksi.

3. Menantu Lelaki dengan Mertua Perempuan

Dinamika antara menantu lelaki dan mertua perempuan bisa sangat dipengaruhi oleh peran gender dan harapan sosial. Komunikasi efektif antara gender yang berbeda memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bahasa verbal dan non-verbal yang digunakan. Mertua perempuan mungkin mencari sinyal bahwa menantunya menghormati dan menghargai perannya dalam keluarga, sedangkan menantu lelaki mungkin mencari dukungan dan penerimaan dari mertua perempuan. Salah satu cara untuk memfasilitasi hubungan yang lebih baik adalah melalui aktivitas bersama yang memungkinkan untuk saling mengenal dengan lebih baik dalam konteks yang santai dan bebas konflik.

4. Menantu Perempuan dengan Mertua Lelaki

Hubungan antara menantu perempuan dan mertua lelaki sering kali kurang dieksplorasi tetapi tidak kalah pentingnya. Komunikasi antar gender menunjukkan bahwa kesalahpahaman dapat muncul karena cara pria dan wanita dalam memproses informasi dan berkomunikasi. Menantu perempuan mungkin merasa perlu untuk membuktikan kemampuannya sebagai bagian dari keluarga, sedangkan mertua lelaki mungkin tidak yakin tentang cara terbaik untuk berinteraksi dengan menantu perempuan tanpa terlalu dominan. Menciptakan dialog terbuka di mana kedua pihak dapat berbagi kekhawatiran dan harapan mereka bisa menjadi langkah penting dalam membentuk ikatan yang kuat dan saling menghargai.

***

Dalam semua kasus ini, menekankan pentingnya hubungan aman dan dukungan emosional dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Menerapkan prinsip ini dalam konteks mertua dan menantu dapat membantu masing-masing pihak merasa lebih terikat dan didukung oleh yang lain.

Komunikasi antara menantu dan mertua, tidak peduli konfigurasi gender, membutuhkan kejelasan, empati, dan kesediaan untuk mendengarkan. Menggunakan teori dan pendekatan psikologi dalam memahami dan menavigasi hubungan ini tidak hanya dapat mengurangi konflik tetapi juga meningkatkan keharmonisan keluarga secara keseluruhan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana dinamika gender dalam hubungan ini, keluarga bisa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang muncul dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih hangat dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun