Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Mengatasi Negaholisme?

13 Januari 2024   09:11 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi negaholisme. (Sumber gambar: Freepik/yanalya)

Dalam masyarakat yang lebih luas, seperti di tempat kerja atau lingkungan sosial, penting untuk menyadari bahwa negaholisme bisa menjadi mekanisme pertahanan untuk mengatasi stres atau ketidakpastian. Dalam konteks ini, solusinya dapat melibatkan penciptaan lingkungan yang mendukung dan mengurangi tekanan, seperti menawarkan dukungan rekan kerja atau pelatihan kepemimpinan yang efektif.

Selain itu, pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan mental juga memegang peran penting. Di masyarakat kita, masih ada stigma seputar masalah kesehatan mental. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana sikap negatif bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih dalam dapat membantu mengidentifikasi dan mendukung mereka yang memerlukan bantuan profesional.

Dalam menghadapi negaholisme, kita harus mengingat pentingnya kesabaran dan ketekunan. Perubahan sikap tidak terjadi dalam semalam, dan seringkali diperlukan pendekatan yang konsisten dan berkelanjutan untuk mencapai perubahan positif. Menciptakan budaya positif di rumah dan tempat kerja, serta menawarkan dukungan yang berkelanjutan, dapat menjadi kunci dalam mengatasi negaholisme dalam lingkungan sehari-hari.

Strategi Mengatasi Negaholisme untuk Pembangunan Diri dan Masyarakat

Mengatasi negaholisme dalam lingkungan kita bukan hanya tentang mengubah sikap individu, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif. Ini mencakup pembinaan diri sendiri dan mendorong perubahan dalam masyarakat secara keseluruhan.

Pertama, penting untuk mengembangkan kesadaran diri. Individu harus diajak untuk mengenali pola pikir negatif mereka dan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain. Ini bisa dilakukan melalui introspeksi, meditasi, atau bahkan dengan bantuan profesional seperti konseling atau terapi. Di masyarakat kita, mengatasi rasa malu atau stigma terkait mencari bantuan profesional adalah langkah penting dalam proses ini.

Kedua, mengembangkan kebiasaan positif sangat penting dalam mengubah sikap negatif. Ini dapat meliputi praktik seperti bersyukur, menetapkan tujuan positif, dan mengelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung dan positif. Kegiatan komunitas atau kelompok yang fokus pada pengembangan diri atau hobi dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun kebiasaan positif ini.

Ketiga, penting juga untuk mengatasi masalah negaholisme di tingkat masyarakat. Ini dapat berarti advokasi untuk pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan mental yang lebih baik, menciptakan kebijakan di tempat kerja yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, atau bahkan mempromosikan media yang menginspirasi dan mendidik daripada yang menyebarkan pesimisme.

Menghargai dan mempromosikan kearifan lokal yang menekankan harmoni, kerjasama timbal balik, dan sikap positif bisa menjadi bagian penting dari strategi ini. Integrasi nilai-nilai ini ke dalam pendekatan modern untuk pembangunan diri dan masyarakat dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi negaholisme dan mempromosikan kesejahteraan yang lebih luas.

Terakhir, perubahan positif memerlukan waktu dan kesabaran. Penting untuk terus berupaya membangun lingkungan yang lebih sehat dan positif, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat secara keseluruhan.

***

Mengatasi negaholisme di lingkungan masyarakat kita, memerlukan pendekatan yang komprehensif, mulai dari meningkatkan kesadaran diri hingga mengubah lingkungan sosial. Dengan mengadopsi praktik-praktik positif, mendorong dialog yang sehat, dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal yang mendukung harmoni, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih positif dan produktif. Perubahan ini tidak hanya penting bagi kesejahteraan individu, tetapi juga bagi kekuatan kolektif masyarakat kita.

Daftar Bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun