Mohon tunggu...
Syahid Arsjad
Syahid Arsjad Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Diskusi

penikmat kehidupan penuh warna, suka membaca, diskusi dan menulis. follow di twitter : @syahid_arsjad

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Samita, Sepak Terjang Murid Ceng Ho karya Tasaro

9 April 2010   09:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:54 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja saya menuntaskan novel yang berjudul Samita sepak terjang Hui Sing murid perempuan Ceng Ho karya Tasaro. Novel dengan jumlah halaman 648 ini saya selesaikan dalam 2 malam . Saya sebenarnya bukan pembaca yang kuat, tapi alur novel ini benar -benar menghidupkan rasa penasaran saya sehingga sulit rasanya berhenti sebelum menuntaskan sampai halaman terakhir. Padahal awalnya hanya untuk mengisi waktu kosong, dan tertarik karena latar belakang sejarah Laksamanana Ceng Ho dan pernah mendengar sedikit  tentang reputasi pengarangnya. Novel ini berlatar belakang sejarah perjalanan Laksamana Ceng Ho ke wilayah nusantara dengan membawa misi perdamaian dari Dinasti Ming. Pada saat itu kerajaan majapahit di pimpin oleh Prabu Wikramawardhana dan kondisi kekuasan majapahit yang sudah mulai lemah. Samita atau Hui Sing murid Ceng Ho adalah tokoh utama dalam novel ini yang mengalami  petualangan yang keras, kisah cinta dan interaksi budaya dengan majapahit . Novel ini di lengkapi dengan pertarungan- pertarungan silat ala kho ping ho. Keunggulan novel ini menurut saya adalah yang pertama, wawasan dan kemampuan penulis memaparkan kondisi latar sejarah yang benar- benar hidup, seakan membawa kita hadir dijaman Majapahit. Termasuk wawasan dan kemampuan penulis menghadirkan dialog - dialog lintas budaya (tiongkok dan jawa), lintas agama yaitu islam dan hindu dengan filosofi hidup masing-masing karakter yang dalam. yang kedua, alur cerita yang cukup rumit dan tak mudahditebak namun tetap apik dan mendukung suasana dan latar sejarah novel ini. kisah petualangan tokoh utama (samita),kisah cinta, pergulatan pencarian jati diri dan pertarungan saling mendukung memperkuat alur cerita yang terbungkus rapi dalam latar sejarah. yang ketiga, pesan moral dan prinsip -prinsip hidup yang sangat dalam dan kontekstual untukkondisi kekinian.  ketamakan,intrik perebutan kekuasaan yang menjemukan, sikap apolitis mengandung pelajaran yang besar. Namun ada beberapa hal yang mengganggu dalam benaksaya (mungkin bagi yang lain justru kekuatan). Yang pertama, pertarungan silat yang detail pada banyak waktu sehingga mempertebal novel ini. yang kedua, akhir kisah yang tragis pada tokoh2 protagonis. Novel ini menghadirkan keharuan - keharuan yang berlebih tanpa diakhiri dengan kesuksesan.Seakan tak ada hubungan antara kebajikan dan prinsip hidup yang baik dengan takdir yang akan datang kepadanya. Namun demikian,menurut saya novel ini sangat recomended untuk dibaca. Terutama bagi penggemar sejarah kerajaan dan budaya masa lampau. penggemar cerita silat,dan penggemar kisah cinta yang dramatis. Sungguh apresiasi yang besar harus di berikan kepada Tasaro sebagai penulis novel sejarah yang berkualitas. semoga kedepan karya- karyanya semakin memperkaya pemahaman kita akan budaya bangsa dimasa lampau.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun