Mohon tunggu...
Syafira Ramata
Syafira Ramata Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Millennial dan Digitalisasi pada Masa Pandemi Covid-19

9 November 2020   08:06 Diperbarui: 9 November 2020   08:13 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenjak memasuki tahun 2018, Indonesia sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dimana secara tidak langsung Indonesia dihadapkan dengan era digitalisasi. Era digitalisasi adalah sebuah masa atau zaman dimana hampir seluruh bidang dalam tatanan kehidupan sudah dibantu dengan teknologi digital, menggantikan teknologi-teknologi yang sebelumnya sudah digunakan (mekanik dan elektronik analog) oleh manusia. Dengan kata lain, era digitalisasi adalah era dimana semuanya serba menggunakan teknologi. Hal ini berdampak terhadap kemudahan akses seperti yang kita rasakan sekarang, bisa dibilang bahwa saat ini dunia seperti "tidak ada batasan" lagi, atau hal ini lebih dikenal dengan Globalisasi. Hal ini membawa SDM Indonesia pada tingkat persaingan dalam skala global.

Pada tahun 2020 Indonesia menghadapi tantangan baru yaitu Pandemi Covid-19 dimana semua hal saat ini dilakukan via daring dengan memanfaatkan dan memaksimalkan penggunaan teknologi. "Tidak saling kontak fisik namun dapat bertukar informasi". Indonesia sebenarnya akan menerapkan konsep tersebut secara besar-besaran pada tahun 2030 nanti melalui program Making Indonesia 4.0. Namun di tengah pandemi ini, semua lapisan masyarakat dipaksa untuk dapat mengenal dan memahami hal tersebut lebih cepat dari yang seharusnya. Semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta berlomba-lomba menyiapkan solusi berbasis digital, dan masyarakat mencari jalan alternatifnya sendiri dalam upaya pemenuhan kebutuhan di tengah social dan phisical distancing.

Di era digitalisasi ini, kemajuan teknologi informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat saat ini. Laju informasi dan pengetahuan pun bergerak begitu cepat. Bagi siapapun yang tidak dapat mengikutinya dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya maka akan tergilas dan tertinggal jauh dibelakang, kalah dalam persaingan skala global.

Dalam menghadapi tantangan perubahan zaman yang begitu cepat tersebut ditambah dengan adanya masa pandemi, pastinya dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memiliki semangat serta daya saing global.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 jumlah penduduk usia produktif di Indonesia berjumlah 67,02 persen, yang dimana sekitar 50,36 persennya adalah generasi millenials. Hal ini menunjukan generasi millennials merupakan generasi yang saat ini memegang peranan penting dalam kepemimpinan di Indonesia.

Generasi Y (generasi millennial) adalah generasi yang lahir pada era 80-90an. Banyak istilah popular tentang generasi ini; connected or digital generation atau gen why yang identik dengan karakter berani, inovatif, kreatif, dan modern (Erkutlu, 2011). Salah satu sifat generasi milenial adalah bebas atau tidak terikat. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang tujuannya adalah kemapanan, kebanyakan milenial lebih peduli pada kenyamanan dan kebebasan. Generasi millennial merupakan generasi modern yang aktif bekerja, penelitian, dan berpikir inovatif tentang organisasi, memiliki rasa optimisme dan kemauan untuk bekerja dengan kompetitif, terbuka, dan fleksibel.

Generasi ini bisa dibilang akrab dengan kemajuan teknologi. Kemampuan mereka dalam mengakses teknologi informasi lebih baik dari generasi sebelumnya. Generasi millennial banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka main game online.

Kepemimpinan milenial diterjemahkan sebagai kepemimpinan masa kini yang menyesuaikan dengan gaya generasi baru yang lahir pada era 1980-an. Pola kepemimpinan milenial tidak sama dengan pola kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya. Tahun kelahiran 1980-an memegang peran penting karena generasi tersebut saat ini memasuki masa paling produktif. Di usia 30- an tahun, generasi inilah yang menggerakkan dunia kerja, dunia kreativitas, dunia inovasi, dan memengaruhi pasar dan industri global yang ada sekarang dan sedang menggelinding di lapangan kompetisi dunia kerja, dunia kreativitas, dan dunia inovasi.

Dalam buku yang berjudul "Ignite Millennials Leadership" karya Andrew Senduk, digitalisasi dan kebangkitan para milenial menutut tipe kepemimpinan yang berbeda karena pada era digital seperti saat ini diperlukan seperangat pandangan baru tentang topik-topik kekuasaan, pengaruh, pola pikir, passion, dan followership. Terdapat enam langkah strategis dalam kepemimpinan generasi milenial berupa inspiration, growth, nurture, influence, trust, dan excellence, yang keenamnya kemudian disebut Ignite. 

Lalu apa saja peran pemimpin millennial dalam menghadapi tantangan di masa pandemi serta menghadapi era digitalisasi dan persaingan global ?

Sebagai generasi yang memiliki peran sebagai pemimpin di Indonesia saat ini, generasi millennial memiliki beberapa peran dalam masa pandemi, diantaranya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun