Mohon tunggu...
syafaruddin
syafaruddin Mohon Tunggu... Human Resources - Community Developer and Education Manager

Adalah seorang pekerja sosial yang pernah bekerja di dunia pemberdayaan masyarakat desa dibawah naungan Kementerian Desa dan Transmigrasi Republik Indonesia dan saat ini bekerja sebagai Community Developer and Education Manager di PT LTD Samara Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melahirkan Generasi Hijau Indonesia (Generasi yang Cinta dan Peduli terhadap Lingkungan)

20 April 2022   23:56 Diperbarui: 21 April 2022   13:00 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waste Management Class (Dokumentasi Pribadi)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam; keanekaragaman hayati dan lingkungan sepatutnya menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara yang sejahtera dengan kualitas hidup yang tinggi. 

Sayangnya, faktanya berbeda. Berbagai bentuk dan jenis penurunan kualitas dan kerusakan lingkungan di Indonesia ternyata sudah sangat mengkhawatirkan bahkan sampai pada taraf mengancam keberlangsungan hidup manusia.

Berdasarkan data yang dirilis Greenpeace Indonesia, laju deforestasi lima tahun terakhir sampai dengan dengan tahun 2021 mencapai 2,13 juta Ha. Dengan rincian, periode 2015-2016 berjumlah 629,2 ribu Ha, periode 2016-2017 berjumlah 480 ribu Ha, periode 2017-2018 berjumlah 439,4 ribu Ha, periode 2018-2019 berjumlah 462,5 ribu Ha, dan periode 2019-2020 berjumlah 115,5 ribu Ha. 

Tentunya hal ini akan sangat signifikan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam dan mengancam kelestarian flora dan fauna didalamnya. 

Data di atas belum termasuk dengan kerusakan terumbu karang Indonesia yang telah mencapai angka 30% hal ini tentunya akan menggangu keseimbangan ekosistem laut dan meningkatkan risiko bencana di daerah pesisir Indonesia. (diolah dari berbagai sumber).

Tidak hanya Indonesia, permasalahan penurunan kualitas dan kerusakan lingkungan telah menjadi isu global yang menarik perhatian masyarakat dunia untuk ikut ambil bagian dalam mengatasi isu kerusakan lingkungan tersebut. 


Oleh karena itu, penurunan kualtas dan peningkatan kerusakan lingkungan tersebut harus segera ditanggulangi agar tidak mengancam kehidupan manusia dan dunia beserta isinya.

Dalam upaya menanggulangi penurunan kualitas dan kerusakan lingkungan di Indonesia, diperlukan sebuah upaya yang masif dan terstruktur dari segenap elemen masyarakat Indonesia. 

Pemerintah, masyarakat dan koorporasi harus bergandengan tangan demi mewujudkan masyarakt Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera serta berkualitas dengan lingkungan yang sehat, bersih, nyaman dan aman bagi kehidupan. 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan generasi muda Indonesia yang cinta dan peduli terhadap lingkungan.

Paradigma pembangunan Indonesia

Pembangunan adalah proses natural mewujudkan cita-cita bernegara, yaitu terwujudnya masyarakat makmur dan sejahtera secara adil serta merata. 

Todaro dalam bukunya Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (1994:15) menyebutkan “pembangunan adalah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, perilaku sosial, dan institusi nasional, disamping akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan.”

Konsep pembangunan ekonomi dalam artian pembangunan ekonomi sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan, ketidakmerataan, dan pengangguran dalam kerangka pembangunan ekonomi pada prosesnya, selama tiga dasarwarsa ini telah menunjukkan hasil yang signifikan dan telah mampu menempatkan bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain didunia. 

Namun, konsep pembangunan ekonomi tersebut turut juga mewariskan berbagai permasalahan lingkungan seperti penurunan kualitas hidup dan kerusakan lingkungan akibat tindakan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai respon terhadap kebutuhan untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan sosial dengan perhatian pada lingkungan dan pelestarian terhadap sumber daya alam adalah sebuah konsep pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup. 

Perubahan pilar pembangunan dari pro-jobs, pro-poor dan pro-growth menjadi pro-jobs, pro-poor, pro-growth dan pro-environment sangat relevan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup dalam dimensi ruang dan waktu terkait dengan pembangunan di Indonesia.

Selain perubahan paradigma pembangunan, faktor manusia merupakan hal yang paling penting dan mendasar untuk disadarkan. Selama manusia masih terus mengeksploitasi alam, maka dapat dipastikan selama itu pula lingkungan akan terus mengalami kerusakan. 

Untuk itu, perlu dilakukan upaya penyadaran akan pentingnya kecintaan dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan upaya pembentukan generasi muda Indonesia yang cinta dan peduli lingkungan. 

Apabila hal ini dapat dilakukan maka niscaya Indonesia akan menjelma menjadi negara yang adil, makmur, sejahtera secara merata dengan lingkungan yang berkualitas, sehat, bersih, nyaman, dan aman.

Menumbuhkan Rasa Cinta terhadap Lingkungan

Kebijakan pelestarian lingkungan hidup yang telah dirumuskan pemerintah Indonesia dalam undang-undang tidak akan pernah terwujud jika manusianya tidak pernah memiliki rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan. 

Manusia Indonesia (sekarang dan akan datang-red) harus mulai sadar bahwa lingkungan dengan segala isinya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang akan diwariskan untuk anak cucu pada masa yang akan datang, maka harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya.

Kesadaran akan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan tidak akan terwujud tanpa adanya keteladanan. Diperlukan contoh nyata dalam upaya memupuk semangat cinta dan peduli kepada lingkungan dari segenap elemen bangsa. 

Dalam upaya ini, maka agen-agen sosialisasi yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, sekolah, media massa serta lingkungan sekitar tempat tinggal harus mampu memberikan penyadaran dan keteladanan akan pentingnya rasa cinta dan sikap peduli lingkungan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia nantinya.

Keluarga merupakan sekolah yang pertama dan utama bagi tumbuh kembangnya anak. Jika keluarga mampu memberikan keteladanan akan kecintaan dan sikap kepedulian terhadap lingkungan, maka secara otomatis anak akan meniru dan memiliki sikap cinta dan rasa peduli terhadap lingkungan. 

Ketika anak bertemu dengan teman sebaya dalam lingkungan sekitar tempat tinggal, maka peran orangtua sebagai filter harus sangat dominan. Jangan sampai sikap dan perilaku cinta dan peduli lingkungan yang telah diterima dan dianut anak menjadi rusak karena salah memilih teman sebaya serta lingkungan sekitar tempat. 

Selain keluarga, peran media massa sangat signifikan dalam memengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan akan sulit tumbuh manakala tayangan dimedia massa tidak mendukung tumbuhnya semangat cinta dan peduli terhadap lingkungan.

Sekolah sebagai Media Semai Rasa Cinta dan Sikap Peduli terhadap Lingkungan

Sekolah sebagai salah satu pilar penting yang menjadi tiang penyangga sistem sosial dalam suatu tatanan kehidupan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita kolektif hendaknya dimaknai sebagai sebuah strategi kebudayaan. 

Sebagai strategi kebudayaan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan maka harus dipahami sebagai langkah untuk mempersiapkan dan mencetak generasi penerus bangsa melalui pendidikan dan pengajaran nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. 

Nilai dan norma yang diwariskan dan diajarkan harus berhubungan dengan lingkungan seperti menanamkan nilai dan norma kebersihan, keindahan, dan ketertiban dalam mengelola lingkungan. 

Nilai dan norma ini disosialisasikan, diinternalisasikan serta dienkulturasikan kepada siswa setiap hari melalui pendidikan dan pengajaran serta berbagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, sehingga dalam diri siswa mendarah daging nilai dan norma akan kecintaan dan kepedulian pada lingkungan.

Waste Management Class (Dokumentasi Pribadi)
Waste Management Class (Dokumentasi Pribadi)
Sekolah sebagai strategi kebudayaan dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang memiliki rasa cinta dan sikap peduli terhadap lingkungan hendaknya diletakkan pada dua prinsip dasar, yaitu;

Pertama: Partisipatif, di mana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. 

Kedua: Berkelanjutan, di mana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. 

Dalam praktiknya, terdapat empat komponen utama yang harus diperhatikan; 1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan, 2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, 4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan (Panduan Adiwiyata 2011).

Penutup

Upaya menanggulangi kerusakan lingkungan di Indonesia hanya akan menjadi angan-angan saja, apabila segenap elemen bangsa ini tidak turut ambil bagian. 

Untuk itu diperlukan komitmen, kesadaran bersama, kerja sama, sinergi, dan keteladanan segenap elemen bangsa ini, mulai dari pemerintah, masyarakat, korporasi, dan khususnya sekolah dalam upaya menyiapkan generasi muda Indonesia yang cinta dan peduli terhadap lingkungan.

Pertanyaannya, maukah kita ikut ambil bagian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun