Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengembangkan Komik Lokal Sebagai Potensi Ekonomi Kreatif

13 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa literatur akademis tentang komik (sumber: dokumentasi pribadi)

Untunglah, beberapa tahun belakangan muncul penerbit Bumi Langit yang merevitalisasi karakter komik-komik lama seperti Godam, Gundala, Si Buta, Sri Asih, dan lain sebagainya. Hanya saja, industri komik lokal tetap belum menyamai popularitasnya di era 1970-an.

Optimalisasi

Namun, kita tidak boleh berpangku tangan menghadapi potensi industri komik lokal kita yang belum mentereng. Justru, fakta bahwa total penjualan komik di AS (cetak maupun digital) meningkat secara konsisten dalam satu dasawarsa terakhir dari 1,104 miliar dolar AS pada 2011 ke 2,610 miliar dolar AS pada 2021 harus menjadi pemicu bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dahsyat komik lokal. Untuk itu, ada sejumlah langkah yang bisa kita tempuh. 

Pertama, mengikuti rintisan yang dilakukan penerbit Bumi Langit, para calon investor dan pebisnis komik bisa mengangkat kembali karakter-karakter yang sempat populer dan melekat di benak pembaca lokal kita. 

Karakter seperti Jaka Sembung, Jaka Tuak, dan banyak lagi masih terbuka untuk diakuisisi dan dikembangkan. Industri komik kemudian bisa menjalin sinergi dengan industri lain, seperti industri sinema dan merchandise untuk mengangkat kembali popularitas para karakter tersebut.

Kedua, para penerbit komik harus yakin bahwa kualitas komikus Indonesia ternyata sudah bisa disandingkan dengan komikus luar negeri. Nama-nama seperti Ardian Syaf, Yasmine Putri, dan Sunny Gho, misalnya, terbukti memiliki kualitas gambar yang begitu bagus sampai dipakai oleh penerbit komik AS ternama Marvel dan DC. 

Ketiga, ketika kita mengetahui bahwa komikus Indonesia memiliki kualitas cemerlang, kita harus membenahi segi kepenulisan komik. Asal tahu saja, satu edisi komik profesional biasanya disajikan oleh satu tim kreatif yang meliputi penulis (writer), komikus (artist/penciller), peninta (inker), pewarna (colorist), penulis balon kata (letterer), dan editor. Semuanya membutuhkan skill khusus yang terspesialisasi (Dave Gibbobs, How Comic Works, Wellfleet Press, 2017). Dari komposisi tim ini, komik lokal biasanya lemah dari segi penulisan. 

Sebagai solusi cepat untuk segi ini, kita sebetulnya bisa mengajak para novelis atau sastrawan lokal ternama untuk menjadi penulis komik. Hal ini juga sudah menjadi tren di industri komik Amerika. Misalnya saja, Neil Gaiman yang lebih dulu populer sebagai sastarawan di Inggris kini justru lebih terkenal sebagai penulis komik dengan serial Sandman di Vertigo. 

Novelis perempuan kondang Jodi Picoult juga sempat menulis komik Wonder Woman untuk DC. Bahkan, intelektual kulit hitam Ta-Nahisi Coates didapuk menulis komik Black Panther untuk Marvel dan menuai sukses dari segi mutu maupun penjualan.  

Keempat, pemerintah juga mesti memainkan peran dengan memberikan berbagai insentif pajak, pengembangan infrastruktur digital, atau bahkan alokasi dana bagi perkembangan komik lokal. 

Pasalnya, pengembangan komik lokal sangatlah sesuai dengan komitmen pemerintah untuk mendorong optimalisasi pertumbuhan industri kreatif Indonesia sebagai salah satu sektor yang bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional (siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 14 Januari 2022). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun