Alhasil, khalifah tidak memiliki hak eksklusif apa pun atas alam. Fungsi pemegang mandat atau perwalian adalah melaksanakan tanggung jawabnya secara benar dan memastikan aset perwalian bertahan dan berkembang. Jadi, manusia tidak terlepas dari Tuhan, melainkan bertanggung jawab kepada Tuhan atas segala kegiatan manusia di muka bumi, baik kegiatan ilmiah dan teknologi, kegiatan industri dan bisnis, juga kegiatan individual dan kolektif.
Jika kita saripatikan, konsep tauhid ekologis Sardar jadinya berpendapat bahwa alam adalah amanah sekaligus panggung bagi perjuangan moral dan etis manusia. Alam adalah 'ayat atau tanda' Tuhan dan menjaga alam berarti menerapkan iman dan Islam secara kaffah (menyeluruh) yang akan berbuah pahala dan rasa penghambaan mendalam kepada Tuhan.
RelevansiÂ
Jika umat Islam sebagai umat dengan jumlah terbanyak nomor dua di dunia dapat menderivasikan (menurunkan) konsep tauhid ekologis ini ke dalam tindakan maupun kebijakan konkret, tentu masalah anomali iklim, pemanasan global, dan cuaca ekstrem bisa termitigasi. Setidaknya ada dua langkah konkret untuk itu.
Pertama, masyarakat dunia mesti mengadopsi prinsip hidup secukupnya demi menghindari eksploitasi alam secara berlebihan. Harus dicari titik keseimbangan antara pembangunan dan pemeliharaan. Sebatas memelihara tentu akan melahirkan stagnasi, tapi sebatas membangun akan mengakibatkan eksploitasi. Titik tengah di antara keduanya perlu ditemukan. Penerapan konsep pembangunan lestari (sustainable development) dan pemenuhan butir-butir Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai konsensus dunia wajib dipenuhi.Â
Dalam kebijakan tata kota, ini bisa mewujud dalam rancangan tata-kota yang ramah lingkungan dan memastikan lahan-lahan hijau atau resapan air tidak menjadi lahan-lahan beton untuk kepentingan komersial, industri, ataupun perumahan investasi.
Kedua, secara individu, kita berkewajiban membekali diri dengan literasi lingkungan (ekoliterasi) guna menumbuhkan pola hidup ramah lingkungan. Tindakan sesederhana membawa botol air minum isi ulang seperti tumbler, mengurangi pemakaian tas atau kemasan plastik, mendaur ulang sampah, mengurangi frekuensi kendaraan bermotor pribadi, dan lain sebagainya, adalah kontribusi penting bagi pemeliharaan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI