Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Book

Mencari Perusahaan Luar Biasa Versi Kearifan Lokal

27 Agustus 2025   09:43 Diperbarui: 27 Agustus 2025   18:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sustainable Development karya Sri Urip (sumber: dokumentasi pribadi)

Pada tulisan sebelumnya, saya meringkaskan dua buku yang bermanfaat bagi investor bursa saham, yaitu the Warren Buffett Portofolio karya Robert Hagstrom dan Great by Choice karangan Jim Collins. Pertalian antara dua buku itu adalah bahwa investasi saham yang menguntungkan haruslah investasi terfokus di mana portofolio investasi hanya perlu berfokus pada maksimal 10 emiten luar biasa. Adapun ciri-ciri emiten luar biasa itu biasanya memiliki pemimpin level 5 dengan sumber daya manusia yang mempunyai disiplin fanatik, kreativitas empiris, dan paranoia produktif.

Namun, ciri-ciri emiten atau perusahaan luar biasa itu adalah versi luar dari buku Jim Collins, yang juga khas kultur Amerika. Sementara sebagai investor di bursa saham lokal Bursa Efek Indonesia (BEI atau IDX), kita tentu memerlukan pula panduan mendeteksi ciri-ciri emiten luar biasa yang khas sesuai konteks Indonesia.

Buku Sustainable Development Through Leadership With Your Heart karya Sri Urip (Penerbit Literati, 2015) memberikan panduan semacam itu. Ditulis oleh mantan CEO salah satu perusahaan multinasional besar Unilever, buku tipis setebal hanya 95 halaman ini sangat 'basah' dengan data empiris maupun wawasan kebijaksanaan yang berasal dari tempaan puluhan tahun pengalaman berkarier di tingkat global. Menurut Sri, kinerja perusahaan (performance appraisal) bisa diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian kualitatif berfokus pada software atau proses, sementara penilaian kuantitatif berpusat pada hardware alias hasil terukur.

Penilaian keduanya bermula dari visi, misi, dan tata nilai perusahaan dan memiliki keluaran akhir (output) berupa perilaku korporat yang fokus pada pelanggan dan konsumen. Pada penilaian kuantitatif, perusahaan mengukur keberhasilan sasaran berupa pertumbuhan, penjualan, dan kualitas serta keberhasilan rencana, kebijakan, prosedur dan penghargaan (reward). Penilaian kinerja ini lebih pada pengukuran keterlibatan pikiran atau rasio.

Sementara penilaian kualitatif mengukur keberhasilan penerapan tata nilai (values) dalam bentuk integritas, fokus pada pelanggan, kerja sama tim, kepercayaan (trust) serta solidnya shared values (kesamaan nilai), shared purposes (kesamaan tujuan), dan a sense of belonging (rasa memiliki terhadap perusahaan). Penilaian kinerja ini lebih fokus pada pengukuran keterlibatan hati.

Empat ciri

Buku ini kemudian menurunkan (breaking down) kinerja secara lebih detail menjadi empat ciri perusahaan luar biasa.

Pertama, perusahaan harus memiliki visi, misi, dan tata nilai (values) yang mengacu pada prinsip keberlanjutan 3p yaitu profit, people and planet serta didukung oleh strategi implementasi bisnis berbasis good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR). Bagi saya yang membaca buku ini, ciri-ciri di atas adalah ajakan realistis bahwa perusahaan harus mencetak laba tapi tanpa mengabaikan aspek pelestarian lingkungan maupun kebermanfaatan bagi sumber daya manusia maupun kepada umat manusia secara keseluruhan.

Kedua, perusahaan memiliki enlightened leadership, yaitu kepemimpinan tercerahkan yang menjadi panutan dan selalu memberikan inspirasi.

Ketiga, perusahaan memiliki virtual capital kuat berupa SDM yang mempunyai kompetensi dan nilai etika tinggi sehingga dapat memberikan kinerja yang prima dan unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun