Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Martha Nussbaum dan Pendekatan Kapabilitas Dalam Pembangunan

12 Juli 2025   15:50 Diperbarui: 12 Juli 2025   15:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua literatur yang memuat pemikiran dan esai original dari Martha Nussbaum (sumber: dokumentasi pribadi)

Relevansi

Dengan begitu, pembangunan sebagaimana diajarkan developmentalisme sebenarnya menjadi ikhtiar programatik sempit lagi pincang yang hanya akan melahirkan manusia tidak matang dan masyarakat yang senjang. Kesejahteraan terkonsentrasi pada segelintir orang dan ini akan menciptakan suatu masyarakat yang rentan, rapuh, dan sewaktu-waktu bisa runtuh.

Apalagi Nussbaum dalam bukunya The Monarchy of Fear (Simon and Schuster, 2018 sebagaimana dinukil dalam majalah Harper's, August 2018) mewanti-wanti bahwa pemerintah sebaiknya tidak menggunakan pendekatan penuh ketakutan di dalam cara paradigma pembangunannya memandang kebebasan (takut akan instabilitas atau kegaduhan politik, misalnya). Sebab, rasa takut akan membuat orang mencari kendali dari pemerintah otokratik yang mengandalkan kekerasan dan itu tentu tidak diinginkan di dalam suatu masyarakat demokratis.

Dua literatur yang memuat pemikiran dan esai original dari Martha Nussbaum (sumber: dokumentasi pribadi)
Dua literatur yang memuat pemikiran dan esai original dari Martha Nussbaum (sumber: dokumentasi pribadi)

Akhirnya, relevansi dari filsafat politik dan filsafat pembangunan ekonomi Nussbaum adalah himbauan keras bagi pemerintah di negara manapun untuk menjalankan program pembangunan komprehensif yang menjamin harkat dan martabat manusia secara seutuhnya. Jika itu bisa dilakukan, suatu negara akan menjadi tangguh dan sejahtera dalam suatu iklim yang demokratis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun