7. Pada 9 Juni 1789, Dewan Nasional kian mampu mendesak Raja dan berganti nama menjadi Dewan Nasional Konstituante yang bertugas membentuk Undang-undang Dasar demi membatasi kekuasaan dan kewenangan Raja, yang secara resmi mengakui keberadaan Dewan pada 27 Juni 1789.
8. Raja Louis XVI yang sudah mengakui keberadaan Dewan ternyata tidak suka dengan Dewan dan ingin mengalangi Dewan untuk membuat UUD yang membatasi kekuasaannya. Kerajaan memutuskan untuk menyiapkan 20.000 lebih pasukan asing di istana Versailles. Pasukan asing disewa karena sebagian besar tentara Prancis sudah tidak mau lagi memihak Raja yang mereka anggap sudah sewenang-wenang.
9. Raja kembali membuat blunder dengan memecat menteri keuangan kesukaan rakyat, Necker, dan merencanakan untuk membubarkan Dewan Nasional Konstituante. Ini membuat rakyat semakin marah. Para tokoh karismatis dan orator ulung pun kian membakar sentimen rakyat untuk melakukan pergerakan.
10. Demonstrasi besar berlangsung pada 12 Juli 1789 di jalan-jalan utama Prancis dengan meneriakkan slogan pemersatu: kebebasan, persamaan, dan persaudaraan atau liberte, egalite, fraternite. Puncaknya adalah pada 14 Juli 1789 ketika demonstrasi massa menduduki penjara Bastille sebagai simbol penyiksaan dan kesewenang-wenangan Raj terhadap rakyat. Runtuhlah kekuasaan lama yang absolut dan menyingsinglah kekuasaan rakyat.
Kombinasi
Dari anatomi di atas, kita bisa melihat bahwa Revolusi Prancis 1789 merupakan kombinasi antara jalan damai dan pergerakan. Jalan damai ditempuh para borjuis, agamawan, dan bangsawan reformis untuk membentuk Dewan Nasional demi mengingatkan Raja Namun, ketika kekuasaan tidak mau berubah dan justru melancarkan blunder demi blunder, jalan damai berubah menjadi pergolakan yang disokong pula oleh kaum prajurit reformis yang menolak menindas rakyat demi mempertahankan kekuasaan.
Artinya, ini pelajaran penting bagi kekuasaan bahwa tak peduli terlihat seberapa absolutnya kekuasaan mereka (kurang absolut apa coba kekuasaan seorang Raja yang didukung oleh agamawan?), mereka pada akhirnya akan terguling juga oleh kekuatan rakyat yang menderita akibat deretan blunder penguasa dan berkombinasi dengan ide filosofis valid, dorongan tokoh oposisi karismatis, serta dukungan para tokoh reformis dari berbagai kalangan (agamawan, tentara, pemerintahan/bangsawan).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI