Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Revolusi Prancis 1789, Kombinasi Jalan Damai Dan Pergolakan

2 Juli 2025   09:59 Diperbarui: 2 Juli 2025   12:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 14 Juli 1789 yang menandai penyerbuan massa golongan ketiga (rakyat) ke Penjara Bastille adalah  puncak dari Revolusi Prancis 1789. Momen yang dijadikan hari libur nasional Prancis ini juga diakui sebagai tonggak perluasan nilai-nilai demokrasi dan pengakuan terhadap kesetaraan martabat maupun hak asasi manusia seiring disahkannya Deklarasi Prancis oleh Dewan Nasional Konstituante pada 26 Agustus 1789.

Mempelajari anatomi Revolusi Prancis jadinya penting sebagai pelajaran bagi kekuasaan di mana pun untuk menghindari terjadinya revolusi yang drastis dan meresahkan rakyat. Juga, sebagai pengetahuan sejarah bahwa ternyata Revolusi Prancis tersebut terjadi sebagai kombinasi antara jalan damai dan kekerasan.

Anatomi

Jika merujuk Dra. Suswandari dalam salah satu studi pengantar berbahasa  Indonesia terbaik tentang Revolusi Prancis, Peranan Golongan Ketiga dalam Revolusi Prancis 1789 (Uhamka Press, 2004), ada 10 anatomi Revolusi Prancis sebagaimana saya ringkas dan sadur sebagai berikut.

1. Kekuasaan keberlanjutan Louis XIV - XVI telah menjerembabkan Prancis ke dalam krisis keuangan parah akibat berbagai proyek mercusuar, peperangan, dan gaya hidup hedon golongan pertama (agamawan gereja) dan golongan kedua (bangsawan) masyarakat Prancis.

2. Bagai menabur garam di atas luka krisis keuangan, masyarakat atau golongan ketiga justru dibebani tiga pajak besar, yaitu pajak kerajaan, pajak gereja, dan pajak tuan tanah demi membiayai privilese dan gaya hidup mewah golongan pertama dan kedua.

3. Mulai muncul ide-ide filsafat zaman pencerahan yang mengutamakan rasio ingin membebaskan diri dari belenggu gereja terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan otonomi manusia. Ide-ide ini lantas disebarkan kalangan borjuis di Prancis. Kalangan borjuis adalah para pedagang dan kaum profesional yang memiliki penghasilan tinggi dan akhirnya pengaruh politik, tapi tetap termasuk ke dalam golongan ketiga.

4. Ide-ide filosofis Renaissance (kembali ke warisan Yunani dan Romawi, termasuk filsafatnya), Reformasi (pemurnian ajaran gereja), dan Pencerahan diadopsi oleh para orator ulung atau tokoh karismatis yang mampu membakar semangat rakyat. Tokoh-tokoh itu misalnya adalah Bailly, Lafayette, Mirabeau, dan lain-lain.

5. Ide pembatasan kekuasaan gereja maupun raja membuat golongan ketiga yang terdiri atas kaum borjuis, bangsawan dan agamawan liberal, dan massa rakyat mampu mengirimkan 600 anggota ke Dewan Perwakilan Golongan (yang beranggotakan 1201 orang dengan sisanya datang dari golongan pertama dan kedua) pada 1789 untuk ikut berdiskusi dengan Raja dalam memecahkan persoalan kronis Prancis.

6. Sikap setengah hati Raja untuk berdiskusi dengan Dewan Perwakilan Golongan akhirnya membuat golongan ketiga memisahkan diri dan membentuk sendiri Dewan Nasional pada 17 Juni 1789. Dewan Nasional bersifat egaliter karena semua anggotanya adalah dari golongan ketiga. Dewan ini menuntut persamaan hak, penghapusan monarki absolut dan pembatasan kekuasaan raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun