Tanggal 14 Juli 1789 yang menandai penyerbuan massa golongan ketiga (rakyat) ke Penjara Bastille adalah puncak dari Revolusi Prancis 1789. Momen yang dijadikan hari libur nasional Prancis ini juga diakui sebagai tonggak perluasan nilai-nilai demokrasi dan pengakuan terhadap kesetaraan martabat maupun hak asasi manusia seiring disahkannya Deklarasi Prancis oleh Dewan Nasional Konstituante pada 26 Agustus 1789.
Mempelajari anatomi Revolusi Prancis jadinya penting sebagai pelajaran bagi kekuasaan di mana pun untuk menghindari terjadinya revolusi yang drastis dan meresahkan rakyat. Juga, sebagai pengetahuan sejarah bahwa ternyata Revolusi Prancis tersebut terjadi sebagai kombinasi antara jalan damai dan kekerasan.
Anatomi
Jika merujuk Dra. Suswandari dalam salah satu studi pengantar berbahasa  Indonesia terbaik tentang Revolusi Prancis, Peranan Golongan Ketiga dalam Revolusi Prancis 1789 (Uhamka Press, 2004), ada 10 anatomi Revolusi Prancis sebagaimana saya ringkas dan sadur sebagai berikut.
1. Kekuasaan keberlanjutan Louis XIV - XVI telah menjerembabkan Prancis ke dalam krisis keuangan parah akibat berbagai proyek mercusuar, peperangan, dan gaya hidup hedon golongan pertama (agamawan gereja) dan golongan kedua (bangsawan) masyarakat Prancis.
2. Bagai menabur garam di atas luka krisis keuangan, masyarakat atau golongan ketiga justru dibebani tiga pajak besar, yaitu pajak kerajaan, pajak gereja, dan pajak tuan tanah demi membiayai privilese dan gaya hidup mewah golongan pertama dan kedua.
3. Mulai muncul ide-ide filsafat zaman pencerahan yang mengutamakan rasio ingin membebaskan diri dari belenggu gereja terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan otonomi manusia. Ide-ide ini lantas disebarkan kalangan borjuis di Prancis. Kalangan borjuis adalah para pedagang dan kaum profesional yang memiliki penghasilan tinggi dan akhirnya pengaruh politik, tapi tetap termasuk ke dalam golongan ketiga.
4. Ide-ide filosofis Renaissance (kembali ke warisan Yunani dan Romawi, termasuk filsafatnya), Reformasi (pemurnian ajaran gereja), dan Pencerahan diadopsi oleh para orator ulung atau tokoh karismatis yang mampu membakar semangat rakyat. Tokoh-tokoh itu misalnya adalah Bailly, Lafayette, Mirabeau, dan lain-lain.
5. Ide pembatasan kekuasaan gereja maupun raja membuat golongan ketiga yang terdiri atas kaum borjuis, bangsawan dan agamawan liberal, dan massa rakyat mampu mengirimkan 600 anggota ke Dewan Perwakilan Golongan (yang beranggotakan 1201 orang dengan sisanya datang dari golongan pertama dan kedua) pada 1789 untuk ikut berdiskusi dengan Raja dalam memecahkan persoalan kronis Prancis.
6. Sikap setengah hati Raja untuk berdiskusi dengan Dewan Perwakilan Golongan akhirnya membuat golongan ketiga memisahkan diri dan membentuk sendiri Dewan Nasional pada 17 Juni 1789. Dewan Nasional bersifat egaliter karena semua anggotanya adalah dari golongan ketiga. Dewan ini menuntut persamaan hak, penghapusan monarki absolut dan pembatasan kekuasaan raja.
7. Pada 9 Juni 1789, Dewan Nasional kian mampu mendesak Raja dan berganti nama menjadi Dewan Nasional Konstituante yang bertugas membentuk Undang-undang Dasar demi membatasi kekuasaan dan kewenangan Raja, yang secara resmi mengakui keberadaan Dewan pada 27 Juni 1789.
8. Raja Louis XVI yang sudah mengakui keberadaan Dewan ternyata tidak suka dengan Dewan dan ingin mengalangi Dewan untuk membuat UUD yang membatasi kekuasaannya. Kerajaan memutuskan untuk menyiapkan 20.000 lebih pasukan asing di istana Versailles. Pasukan asing disewa karena sebagian besar tentara Prancis sudah tidak mau lagi memihak Raja yang mereka anggap sudah sewenang-wenang.
9. Raja kembali membuat blunder dengan memecat menteri keuangan kesukaan rakyat, Necker, dan merencanakan untuk membubarkan Dewan Nasional Konstituante. Ini membuat rakyat semakin marah. Para tokoh karismatis dan orator ulung pun kian membakar sentimen rakyat untuk melakukan pergerakan.
10. Demonstrasi besar berlangsung pada 12 Juli 1789 di jalan-jalan utama Prancis dengan meneriakkan slogan pemersatu: kebebasan, persamaan, dan persaudaraan atau liberte, egalite, fraternite. Puncaknya adalah pada 14 Juli 1789 ketika demonstrasi massa menduduki penjara Bastille sebagai simbol penyiksaan dan kesewenang-wenangan Raj terhadap rakyat. Runtuhlah kekuasaan lama yang absolut dan menyingsinglah kekuasaan rakyat.
Kombinasi
Dari anatomi di atas, kita bisa melihat bahwa Revolusi Prancis 1789 merupakan kombinasi antara jalan damai dan pergerakan. Jalan damai ditempuh para borjuis, agamawan, dan bangsawan reformis untuk membentuk Dewan Nasional demi mengingatkan Raja Namun, ketika kekuasaan tidak mau berubah dan justru melancarkan blunder demi blunder, jalan damai berubah menjadi pergolakan yang disokong pula oleh kaum prajurit reformis yang menolak menindas rakyat demi mempertahankan kekuasaan.
Artinya, ini pelajaran penting bagi kekuasaan bahwa tak peduli terlihat seberapa absolutnya kekuasaan mereka (kurang absolut apa coba kekuasaan seorang Raja yang didukung oleh agamawan?), mereka pada akhirnya akan terguling juga oleh kekuatan rakyat yang menderita akibat deretan blunder penguasa dan berkombinasi dengan ide filosofis valid, dorongan tokoh oposisi karismatis, serta dukungan para tokoh reformis dari berbagai kalangan (agamawan, tentara, pemerintahan/bangsawan).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI