Mulai terlihat
Di Indonesia, untungnya, perhatian dunia budaya ke sepakbola mulai terlihat selama sepuluh tahunan terakhir. Sebagai contoh, dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia punya film dan novel Garuda di Dadaku (2009), Garuda di Dadaku 2 (2001), dan Tendangan dari Langit (2010)---ketiganya menyasar anak-anak---serial sinetron Si Madun, Cahaya dari Timur karya Angga Dwi Sasongko, dan lain sebagainya.
Tabloid Bola juga termasuk yang patut diacungi jempol karena ketekunannya memuat komik strip Sepakbola Ria karya Hanung Kuncoro alias Nunk. Boleh dibilang karya Nunk ini menjadi satu-satunya komik bertema sepakbola di Indonesia yang setia beredar selama puluhan tahun. Â
 Kembali ke pernyataan Salim Said, tampaknya memang ada keterkaitan antara realitas sosial kemasyarakatan, dalam konteks ini prestasi sepakbola kita, dan produk seni-budaya yang dihasilkan masyarakat tersebut. Artinya, jika kita mulai lebih banyak lagi menghasilkan novel dan film sepakbola yang bermutu, niscaya itu akan menjadi salah satu variabel kunci---meski bukan satu-satunya---yang akan berkontribusi pada usaha membangkitkan prestasi dunia persepakbolaan kita. Semoga demikian!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI