Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Atlet Juga Bisa Jadi Miliarder, Berikut Tiga Rahasianya

22 Februari 2025   11:49 Diperbarui: 22 Februari 2025   11:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dalam edisi 2024 silam, media bisnis ternama Forbes merilis daftar 14 Selebritis Terkaya Sedunia. Ada hal menarik di sana. Yaitu, 4 nama alias sekitar 30 persen berprofesi sebagai atlet: Michael Jordan (posisi 3, US$3,2 miliar), Tiger Woods (posisi 10, US$1,3 miliar), LeBron James (posisi 11, US$1,2 miliar), dan Magic Johnson (posisi 12, US$1,2 miliar). Jika daftar ini diperluas menjadi 50 atau 100 selebritis, mungkin nama-nama seperti Cristiano Ronaldo (sepak bola), Lionel Messi (sepak bola), Lewis Hamilton (balap mobil), Floyd Mayweather (tinju), Roger Federer (tenis), dan Rafael Nadal (tenis) juga akan masuk.

Dengan kata lain, profesi atlet ternyata begitu menjanjikan secara finansial di kancah global. Berbeda dengan persepsi orang kebanyakan di Indonesia bahwa menjadi atlet itu hanya menguntungkan di masa puncak, tapi merana di masa tua.
Oleh karena itu, daftar ini seyogianya bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin menggeluti bidang keatletan sebagai profesi. Hanya, tentu timbul pertanyaan lebih lanjut: apa rahasia para atlet sekaligus selebriti terkaya sejagat itu yang tetap sejahtera, pun setelah mereka pensiun?

Memang sayang, Forbes tidak menguak rahasia sukses mereka. Namun, dari pengamatan penulis, bisa teraba minimal tiga rahasia para atlet miliarder tersebut.

Rahasia Sukses

Pertama, mereka menjadikan prestasi mengilap sebagai fondasi sukses. Nama-nama para atlet miliarder itu rata-rata adalah mereka yang mengukir prestasi fenomenal dengan lusinan trofi, rekor, piala dan penghargaan. Siapa yang tak kenal legenda NBA Michael Jordan dengan klubnya Chicago Bulls? Atau Tiger Woods yang memegang 18 Piala Juara Dunia Golf (World Golf Championships)

Kedua, mereka menjadikan prestasi sebagai cambuk untuk berlatih lebih keras lagi dan menjadi teladan, baik di kehidupan di dunia olahraga maupun dalam aktivisme mereka di luar dunia olahraga. Legenda klub basket LA Lakers Magic Johnson misalnya, terkenal sebagai atlet yang tekun mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS, penyakit yang juga ia derita.

Ketiga, mereka mampu mengemas diri mereka sebagai merek/jenama (brand) dan paket hiburan bagi audiens luas. Bahasa akademisnya, para atlet ini piawai melakukan personal branding (penjenamaan pribadi jika memakai terjemahan Ivan Lanin), lengkap dengan segala segmentasi (membidik konsumen berdasarkan karakteristik demografis dan psikografis), positioning (janji merek kepada konsumen) dan diferensiasi alias nilai unik (lihat Herwaman Kartajaya, On Segmentation, Mizan, 2008). Dalam olahraga tinju, sebagai contoh, lihat saja mulut besar Floyd Mayweather yang selalu memanaskan aura pertandingan dan menjadi atraksi tersendiri bagi penggemar tinju dunia---mirip dengan Muhammad Ali di era 1970-an atau Maradona di dunia sepak bola era 1980-an.

Dandanan mereka pun selalu necis dan elegan dalam setiap keadaan. Tengok saja Tiger Woods yang selau tampil keren. Akibatnya, sponsor sebagai tambang uang tersendiri pun mengalir deras kepada mereka.

Dengan kata lain, atlet kita juga harus bekerja keras, mengukir prestasi, menjalankan hidup yang menginspirasi, dan memahami prinsip-prinsip manajemen merek jika mau menjadi miliarder seperti kompatriot global mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun