Jarot Supriyoto MM Sekda Kabupaten Semarang menyebut bahwa pertunjukan sendratari Palagan Ambarawa malam itu mendukung program unggulan Kabupaten Semarang yang ia sebut sebagai program Intan Pari.
"Intan Pari program unggulan Kabupaten Semarang. Intan Pari itu kependekan dari industri pertanian dan pariwisata. Di bidang pariwisata tersebut khususnya semua pihak diharapkan terlibat. Melaluinya potensi Kabupaten Semarang memiliki berbagai obyek wisata dan tempat kuliner dapat diperkenalkan," demikian Jarot yang malam itu mewakili Bupati Semarang Ngesti Nugroho yang tidak bisa hadir.
Untuk itulah, sebagai bentuk mendukung program pemerintah, DPRD Kabupaten Semarang yang malam itu diwakili oleh Bagus Suryo Kusumo, S.Pd dari Komisi E DPRD bahwa pentas seni di tahun 2026 akan dianggarkan dana yang akan diberikan kepada masing-masing kecamatan.
Paduan Budaya dan Nilai Nasionalisme
Seorang penonton, Titus (58) berbangga dengan pertunjukan Tari Palagan Ambarawa karena ia melihat penonton sangat banyak. "Sangat menarik, antusias masyarakat Ambarawa sangat tinggi hingga yang hadir berjubel," demikian ujarnya.Â
Hal lain menarik lagi yang diamati Titus, seorang yang pernah bekerja di lingkungan pendidikan yang saat ini fokus pada usaha produksi sebuah merek roti di Ambarawa, bahwa Sendratari Palagan Ambarawa ini memadukan budaya Jawa dan nilai-nilai nasionalisme dalam mengusir penjajah.
Pementasan di Museum Palagan Ambarawa menurutnya adalah tepat karena Monumen Palagan Ambarawa adalah tempat menyimpan histori sejarah perjuangan.
"Monumen Palagan Ambarawa bisa dikatakan tempat yang sakral, namun untuk menyajikan sendratari tersebut masih relevan," demikian ujar Titus yang bermukim di daerah Bawen ini.
Titus pun mengakui bahwa Ambarawa sebenarnya memerlukan ruang umum terbuka untuk berbagai pementasan seperti sendratari dan karya seni lainnya.Â