"Perhatian, perhatian antrean nomor 1000 harap masuk ke mini market. Antrean nomor berikutnya harap memajukan sandal-sandalnya." Demikian pengumuman dari seorang petugas mini market.
Segera saja pemilik sandal antrean ke-1000 mengambil dan memakai sandalnya untuk mendapatkan 2 liter minyak goreng dari mini market itu.
Pemilik sandal antrean ke-1000, seorang ibu tua keluar dari mini market sambil menenteng 2 botol minyak goreng. Lumayanlah, kalau beli di luar harganya bisa 40 ribu rupiah, di sini hanya membayar 14 ribu.
Ibu tua itu tersenyum karena membayangkan tempe, tahu goreng yang bisa ia nikmati bersama suaminya yang sudah renta bersama cucunya yang ditinggal ibunya bekerja menjadi TKW di Arab Saudi. Ibu tua itu berjalan tertatih dan sandalnya serasa diayun-ayun pelan.
"Wah sebentar lagi ndara putriku dipanggil nih..."kata sandal hitam.
"Kamu urutan nomor berapa?" tanya sandal jepit merah berbarengan dengan sandal biru kusam.
"Aku nomor urutan 1.100. Aku diantrekan sejak jam 3 pagi" terang sandal hitam.
"Oh berarti aku nomor 1.101 ya. Tadi aku diantrekan jam 3 lebih 10 menit," kata sandal jepit merah.
"Tadi aku diantrekan jam jam 3 lebih 15 menit. Jadi aku di nomor 1.102 dong," kata sandal biru kusam tanpa semangat karena waktu sudah menunjuk sore hari, matahari sudah bergeser ke barat, tetapi masih belum juga juragannya mendapatkan minyak goreng yang diharapkan.
Para pemilik sandal yang sebagian besar masih berada di tempat itu dengan sigap memajukan sepasang sandalnya atau sepasang sandal yang dititipkan pemiliknya yang memiliki keperluan pulang ke rumah untuk sesuatu hal.