Amir juga disadarkan bahwa meski istri tidak bekerja di kantor misalnya, istri juga sudah lelah mengurus rumah tangga dengan pekerjaan rumah tangga yang bermacam-macam jenisnya.
Selain Endah Kusdiningsih, Dyah Soeryandari dan Leck Murman, masih ada beberapa penulis lain yang mengguratkan kisahnya di buku antologi yang berfokus pada masalah keluarga ini. Â
Mereka adalah: Sudarto (Bidadariku), Ninik Suhartini (Pembagian), Indria Prastiwi Sari (Harta Paling Berharga di Dunia), Prihatiningsih (Sepotong Firdaus di Bumi Rencong), Wuri Ratna Hidayani (Jejak Sembilu Langit Membiru), Sri Setyaningsih (Mudah Menjadi Mama, Tak Semudah Menjadi Ibu), Putri Nurikasari (A Missing Peace), Agus Mubarak (Bisakah Keluarga yang Belum Ideal menginspirasi), Siti Rodhiyah (Keteguhan Hati Ibu), Eko Yuli Rahayu (My Kingdom), Eli Nurlaela (Di Balik Harapan), Basuki Belanegara (Dasi Tali Rafia Merah), Dyah Nursanti (Kau yang Mengubah Duniaku), Silvia Oti Nugraheni (Pelita Harapan Sang "Pak Ogah"), Elvirawati Pasila (Bidak Catur Ayah), Diah Natalia (Kasih Sayang Keluargaku Menyembuhkan Penyakitku), Aris Kristiawan (Cause of The Family, I'm Cure), Hesty Ariestyani (Baru Kusadari..., Terima Kasih Papa), Dwi Teguh Pujiati (Ayahku Pahlawanku), Dian Widyasari (Ketika Harus Memilih), dan Mahiang (Terima Kasih Ayah dan Ibu).
*
Setelah membaca kisah yang ditulis oleh Endah Kusdiningsih, saya bertanya lewat mesenger FB: "Suami kami bertanya kepada ..." Maksudnya gimana ya bu dengan kata suami kami? Â Merasa bahwa itu kata itu salah salah, Endah Kusdiningsih menjawab, bahwa maksudnya adalah suami saya mungkin, salah tulis. Â
Endah Kusdiningsih kemudian bercerita proses kretatifnya tentang tulisannya yang ada di antologi tersebut. Â Dengan rendah hati, katanya: "Itu saya tulis hanya dua hari saja pak...sebetulnya saya enggan diajak mantan murid saya untuk bergabung...karena merasa tidak ada pengalaman menulis. Lantas...waktu yang sudah mepet...saya tulis cerita tsb...hari berikutnya saya edit...saya tidak yakin tulisan saya layak. Setelah saya kirim ke mantan murid saya...malah dipuji...jadi saya merasa tersanjung pak. Â Akhirnya di muatlah cerita saya. Â Ga ada ide... sebetulnya..ga biasa menulis...jadi dangkal banget."
Secara keseluruhan buku antologi Harta yang Paling Berharga adalah KELUARGAÂ terbitan Little Soleil Pati ini sudah bagus. Â Meski mungkin dikerjakan dengan tujuan untuk menambah point penilaian untuk kepangkatan, tetapi ditulis dengan memenuhi kaidah penerbitan. Â Hanya saja kualitas cetakan masih sederhana, sehingga foto para penulis terkesan buram. Â
Beberapa catatan: cover terasa kebarat-baratan, mungkin tidak ada waktu untuk mencari gambar dan foto ya. Â Mengapa tidak mengambil gambar yang ada di Kota Pati atau Demak saja dengan foto orang-orang lokal? Â
Penulisan sesuai ejaan sudah diusahakan, karena memang rata-rata penulis adalah guru bahasa.  Hanya saja penulisan kata sambung untuk judul cover dan beberapa judul artikel belum konsisten dengan aturan ejaan yang disempurnakan. Selain itu penulisan kata ganti untuk Tuhan juga direkatkan begitu saja dengan kata yang mendahuluinya, padahal secara aturan ejaan harus dipisahkan dengan tanda hubung.