Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pdt. Em. Saptojoadi dan Kegelisahan pada Cipta Lagu Rohani

22 Januari 2022   04:04 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:36 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt. Em. Saptojoadi dan istri, Ibu Darmini (Dok.Pri)

Pdt. Em. Saptojoadi dan Kegelisahan pada Cipta Lagu Rohani 

Oleh: Suyito Basuki

Saat kami, delegasi Indonesia mengunjungi Universtas Amsterdam Belanda 14 September 2015 yang baru lalu, kami diajak oleh Alle Hoekema memasuki ruang perpustakaan yang menyediakan banyak sumber perihal menonitika.  

Semua buku-buku sumber sejarah Gereja Injili di Indonesia (GITJ) ada di ruang itu.  Kami hanya dijinkan membaca atau menjepret dengan kamera, tetapi tidak diijinkan untuk memfotokopi.  

Di antara buku-buku yang kelihatannya sengaja dipajang terhampar di meja perpustakaan, saya menemukan sebuah diktat nyanyian rohani yang disusun oleh Pdt. Saptojoadi.  Diktat nyanyian rohani itu berisi lagu-lagu rohani ciptaan Pdt. Em. Saptojoadi, S.Th, M.Pd. K.

Saya kemudian jadi teringat saat mengikuti ibadah Minggu 13 September di gereja mennonit di kota Haarlem, jemaat antara lain menyanyikan "Dhuh Pangeran" ciptaan Pdt. Saptojoadi.  

Kami delegasi Indonesia diberi tugas untuk menyanyikan lagu itu dengan syair berbahasa Jawa, sedang jemaat menyanyikannya dengan syair bahasa Belanda.  

Lagu "Dhuh Pangeran" selain masuk dalam buku himne pujian di Belanda, sebelumnya sudah masuk di Hymnal a Worship Book no. 15 dengan judul  O Prince of peace  terbitan Mennonite Publising House Scottdale, Pennsylvania 1992, yang digunakan sebagai buku pujian jemaat mennonit di Amerika dan Kanada. Dalam buku pujian gereja mennonit Voices Together yang terbit akhir Desember 2020, lagu "Dhuh Pangeran" di daftar pujian no. 555.

Saat Kidung Pasamuwan BMGJ yang bersampul batik itu direvisi, lagu "Dhuh Pangeran" itu dimasukkan dalam buku Kidung Pasamuwan Jawi (KPJ) metamorfosa dari buku Kidung Pasamuwan BMGJ, lagu itu menempati urutan angka ke-5. 

Syair lagu yang menurut Saptojoadi  telah direvisi itu berbunyi: Dhuh Pangeran ingkang maha suci/kula sami marek tetunggilan/ salir bangsa salumahing bumi/ amemuji mring asmane Gusti//Gusti tresna mring kula sadaya/ saking kilen miwah saking wetan/ sami nunggil klayan Sang pamarta/ Yesus Kristus kang dados panutan.

Tentang lagu "Dhuh Pangeran" itu, Pdt. Saptojoadi yang lahir di Pati 3 Mei 1950 itu, bercerita bahwa lagu itu mempunyai riwayat yang unik.  

Menurut Pdt. Em. Saptojoadi yang purna melayani di GITJ Tawangrejo Pati dan diemeritasi tanggal 23 Oktober 2010 itu, menyatakan bahwa lagu itu dikarang oleh Saptojoadi saat ia menjadi mahasiswa Akademi Wiyata Wacana (AKWW) Pati atas permintaan dosennya yakni  Lawrence Yoder.

Oleh Saptojoadi yang saat ini bermukim di Desa Banyutowo RT I / RW I, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati  itu, lagu itu ditulisnya dalam bahasa Jawa dengan menggunakan not angka dan not balok. 

Lagu itu kemudian diterjemahkan oleh Lawrence Yoder ke dalam bahasa Inggris.  Lagu itu lalu turut dinyanyikan bersama dengan lagu yang lain di pertemuan Mennonite World Conference yang pertama di Kansas tahun 1978.

Karena sudah diberi informasi bahwa lagu karangannya itu nantinya akan dinyanyikan dalam kongres gereja mennonit sedunia tersebut, maka Saptojoadi yang sudah sejak kecil suka memainkan alat musik keroncong seperti ukulele, gitar dan biola, maka saat ia menulis syair lagu, dia membayangkan pertemuan itu akan dihadiri oleh orang-orang mennonit dari berbagai benua, serta kesemuanya menyembah Tuhan.  Oleh karena itu syair yang ia buat menunjuk pada berkumpulnya orang dari berbagai dunia untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya.

Bakat seni itu rupanya mengalir di tubuh Saptojo dari sang ayah: Sardjono bin Merta Sarkam, Kepala Sekolah Dasar Negeri alumnus Normal School Margarejo yang didirikan misionaris Mennonit Belanda (DZV) -- Pieter Anthony Jansz. 

Sarjono adalah seorang violist yang mengetuai Orkes Kroncong  "Cahaya Murni "  Margorejo.  Dari darah seni ayah inilah Saptojoadi intens berkesenian, khususnya dalam penciptaan lagu. 

Saptojoadi memiliki 3 orang cucu: Geofani Adi Pradana, anak pasangan Dany S dan Farida S,  lahir di Yogyakarta, tgl. 2 Juni 2001 Matthew Sebastian, lahir di Kudus, tgl. 29 Mei 2006 dan  Joseph Rahardian Kharistia anak pasangan Dian dan Kristin lahir di Kudus, tgl. 1 Mei 2013.

Daftar lagu yang diciptakan oleh suami dari Darmini ini ada 21 lagu dengan kurun penciptaan tahun 1978 hingga tahun 2013.  Selain Dhuh Pangeran yang acap kali dinyanyikan di acara-acara kegerejaan adalah lagu "Emeritus Dominus", "Mars Komisi Wanita GITJ" dan lagu "Dalam Kehidupan". 

Menurut pengakuan ayah  dari Dany Susila Adi, SE, S.Pd., Dian Kharistia Adi, ST dan Dona Natalia Chandra Hapsari, ST, bahwa lagu-lagu ciptaanya itu banyak dipengaruhi oleh irama Hawai.  

Saat muda dulu, ia pernah menjadi bagian dari grup kroncong yang seringkali memainkan irama-irama Hawaian.   Saptojoadi yang berpenampilan kalem ini juga banyak menerjemahkan lagu-lagu berbahasa Inggris.  

Terdapat 51 lagu berbahasa Inggris gereja mennonit Amerika Utara yang telah diterjemahkannya.  Dia pun memberi not angka pada lagu-lagu itu.  Sebelumnya lagu-lagu itu menggunakan not balok.  

Salah satu contoh lagu yang diterjemahkannya adalah lagu Kula remen martosaken diterjemahkannya dari lagu I love to tell the story , tahun 1994. Lagu itu ciptaan William Gustarus Fischer.

Lagu Dhuh Pangeran  pernah   diiringi dengan gamelan Jawa.  Hal itu terjadi saat pertunjukan wayang yang dibawakan oleh Pdt. Dwi Kristiono, pendeta GITJ Bumiharjo.  

Pada waktu perayaan 150 tahun baptisan pertama oleh Misionaris Pieter Janzs di  GITJ Margorejo, Mei 2004, Saptojoadi yang pernah mengikuti program IVEP ke USA th. 1973-1974 ini  memimpin Paduan Suara  150 orang dengan lagu Dhuh Pangeran, Dalam kehidupan dan Mars Mennonite di lapangan sepak bola Margorejo desa Tegalombo Pati, di depan gedung gereja GITJ Margorejo.

Saat menerima tamu MCC Indonesia, Salters and Yamen di pondok dekat tambak Bandengnya (Dok.Pri)
Saat menerima tamu MCC Indonesia, Salters and Yamen di pondok dekat tambak Bandengnya (Dok.Pri)

Saptojoadi yang sekarang melayani sebagai pendeta konsulen di GITJ Margoyoso Pati juga menjadi anggota Badan Pertimbangan Sinode (BPS) Sinode GITJ (2017-2022).  

Saptojoadi  yang memiliki aktivitas mengelola lahan tambak bandeng yang dimiliknya itu, pernah mendapat kehormatan menyanyikan lagu "Dhuh Pangeran" ciptaannya di hadapan 5000 orang peserta pertemuan Mennonite World Conference di Paraguay.  

Pada pertemuan  Mennonite World Conference yang  akan diselenggarakan Juli 2022 di Semarang yang akan datang, Saptojoadi berkeinginan mencetak dan  memasarkan buku kumpulan lagu ciptaannya dan buku kumpulan lagu terjemahannya pada acara tersebut, serta berencana tampil menyanyi Lagu "Dhuh Pangeran" ciptaannya itu. 

Terhadap generasi muda saat sekarang ini, Pdt. Saptojoadi memiliki kegelisahan tersendiri khususnya dalam penciptaan lagu rohani.  Dia berharap supaya ada orang-orang muda yang menekuni penciptaan lagu.

Saptojoadi sangat berharap orang muda dapat belajar not balok, selain not angka untuk kepentingan itu.  Ia juga berharap generasi muda bisa fasih berbahasa Inggris, syukur juga bisa berbahasa lain seperti Belanda dan lain-lain.  Kemampuan berbahasa asing tersebut dapat meningkatkan  relasi sinode gerejanya yakni Sinode GITJ khususnya dengan gereja-gereja mennonit se dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun