Mohon tunggu...
suwito
suwito Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nescaf: Teman Setia di Tiap Tegukan, Cerita dari Sachet yang Tak Pernah Gagal Menemani

7 Oktober 2025   21:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:00 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kopi selalu punya cara tersendiri untuk mengikat kenangan. Ada yang mengenangnya dari wangi seduhan di pagi hari, ada pula yang menjadikannya simbol istirahat di sela rutinitas. Bagi saya, kisah itu sederhana: cukup dengan sachet kecil berwarna merah bertuliskan "Nescaf", yang tak pernah gagal menemaniku di berbagai momen hidup.

Mungkin buat sebagian orang, kopi sachet dianggap terlalu biasa cepat, instan, bahkan terlalu ringan dibandingkan kopi tubruk yang pekat. Tapi buat saya, justru di situlah keistimewaannya. Karena di balik kesederhanaannya, Nescaf menghadirkan rasa konsisten yang bisa diandalkan kapan pun dan di mana pun.

Aroma yang Menyapa Sebelum Mata Benar-Benar Terbuka

Pagi hari buat saya selalu dimulai dari bunyi air panas yang dituangkan ke dalam gelas. Satu sachet Nescaf Classic atau Kopi Susu langsung larut sempurna. Belum sempat diaduk, aromanya sudah menyelinap memenuhi ruang dapur. Ada sesuatu yang menenangkan di sana  seperti sinyal bahwa hari akan berjalan dengan baik.

Nescaf bukan sekadar minuman untuk mengusir kantuk, tapi sudah jadi semacam "ritual pribadi". Rasanya seperti menekan tombol start di pagi hari. Praktis tinggal gunting, seduh, dan nikmati. Dalam satu menit, secangkir semangat sudah siap menemani awal hari.

Bagi yang hidup di kota dengan ritme cepat, praktisitas memang jadi kunci. Tak ada waktu menggiling biji kopi, tak sempat menimbang takaran, bahkan kadang air panas pun baru tersedia di dispenser kantor. Nah, di titik itulah kopi sachet seperti Nescaf menunjukkan keunggulannya: mudah, cepat, tapi tetap nikmat.

Rasa yang Selalu Konsisten di Tiap Seduhan

Salah satu alasan saya setia dengan Nescaf adalah konsistensi rasa. Mau diseduh di rumah, di kantor, bahkan di warung dekat kampus  rasanya tetap sama. Tidak terlalu pahit, tidak terlalu manis, tapi punya keseimbangan yang membuat lidah betah.

Untuk saya yang tidak terlalu ahli dalam urusan barista, rasa stabil ini penting. Kadang saya menambahkan susu kental manis kalau ingin sensasi creamy, atau es batu saat cuaca panas. Tapi intinya, basis rasanya tetap kuat  kopi dengan karakter khas robusta yang mudah diterima lidah orang Indonesia.

Selain varian Classic, Nescaf Kopi Susu juga jadi favorit. Perpaduan kopi, gula, dan susu sudah pas tanpa perlu tambahan apa pun. Tidak heran kalau banyak pekerja kantoran dan mahasiswa menjadikannya stok wajib di meja.

Kopi Sachet yang Tumbuh Bersama Perjalanan Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun