Mohon tunggu...
Suwartomo Suwondo
Suwartomo Suwondo Mohon Tunggu...

mencari dan terus mencari...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menemukan Jejak Si Belang di Pantai Tanjung Belimbing

10 Oktober 2013   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tambling Wildlife Nature Conservation atau disingkat TWNC merupakan kawasan  hutan konservasi di wilayah Tampang Kabupaten Tanggamus dan Belimbing bagian dari kawasan  Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang terletak di kecamatan Bengkunat, kabupaten Lampung Barat. Berada di enclave Pangekehan,  salah satu enclave yang berada di TNBBS. Sebagai tempat konservasi bagi satwa mamalia besar khususnya harimau sumatera maka di tempat ini merupakan Sumatran Tiger Rescue Centre yang memiliki fungsi sebagai tempat pemantauan, pemulihan, dan penglepasliaran, untuk ini pula TWNC telah mengadakan kerjasama dengan lembaga harimau dunia yang berpusat di New York. Ternyata sebagian wilayah konservasi ini pun berpotensi besar untuk dijadikan sebagai tujuan kegiatan wisata alam karena memang pemandangan di tempat ini sangat indah dan memanjakan mata, namun hanya sebagian wilayah saja yang bias dikunjungi misalnya danau danauMenjukut , danau Sleman. Tanjung Mas, dan Belubuk. Hal ini tentu saja tidak melanggar peraturan karena sesuai dengan undang-undang yang telah diperkuat dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.294/Menhut-II/2007 tentang pemberian hak pengusahaan pariwisata alam pada zona pemanfaatan TNBBS.

[caption id="attachment_271321" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat datang di TWNC"][/caption] Sebagai tujuan wisata alam atau ecotourism terbatas  memang membuat tidak semua orang bisa datang ke tempat ini karena untuk menjaga kelestarian hutan dan berbagai satwa yang ada di dalamnya dan menekan seminimal mungkin interaksi manusia di area tersebut, oleh karena itu saat mendapat kesempatan untuk berkunjung walaupun untuk urusan pekerjaan saya tidak mensia-siakan moment yang sangat langka ini. [caption id="attachment_271325" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pribadi"]

13813282491139905064
13813282491139905064
[/caption] Perjalanan di mulai dari dermaga Marina di pantai Ancol Jakarta Utara. Dengan menggunakan speedboat yang memuat delapan orang penumpang melaju ke laut lepas tepat pukul 07.00 pagi. Angin laut pagi itu begitu lembut menyapa, ombakpun cukup tenang sehingga bisa dikatakan perjalanan saat di teluk Jakarta sungguh sangat nyaman. Namun saat mulai melewati selat sunda ombak mulai membesar sementara kecepatan kapalpun mulai meningkat sehingga serasa melompat-lompat, satu dua orang penumpang ada yang mulai “nembak” mengeluarkan semua isi perut yang baru dipenuhinya saat sarapan pagi. Hal ini berlangsung hingga beberapa jam kedepan hingga tiba di dermaga tanjung Belimbing pada pukul 13.40. berarti perjalanan dari Jakarta – Tambling memakan waktu hampir tujuh jam. Sebuah perjalanan yang cukup panjang dan mendebarkan juga melelahkan untuk saya yang belum pernah berpergian menggunakan speedboat menempuh perjalanan yang jauh dan begitu lama berada di tengah laut. Berbeda bila menggunakan kapal besar seperti Feri atau Roro yang relative tidak terasa goyangannya walaupun ombak cukup besar. [caption id="attachment_271329" align="aligncenter" width="300" caption="Dermaga Tanjung Belimbing yang hanya disinggahi perahu kecil"]
1381328853898504506
1381328853898504506
[/caption]

13813294391988297492
13813294391988297492

Keberadaan saya saat itu bertepatan dengan kedatangan rombongan UNODC ( United Nation Office on Drugs and Crime ) yaitu badan PBB yang mengurusi tentang control peredaran narkoba dan kejahatan. Rupanya selain sebagai konservasi alam TWNC bekerja sama dengan BNN juga menjadikan tempat ini sebagai sarana rehabilitasi bagi para bekas pecandu narkoba dan dianggap cukup berhasil sehingga mengundang minat PBB untuk melihat program rehabilitasi tersebut. Disela-sela menjalankan tugas di TWNC saya memanfaatkan waktu yang ada mengelilingi area yang memang memberikan suasana hubungan alam dan manusia yang sangat harmonis. Burung merak dibiarkan berlalu lalang berlenggak lenggok tanpa dikurung. Sesekali tampak rusa dari jenis rusa sambar yang sedang minum dari saluran air yang ada di belakang bangunan cottage yang disediakan untuk para tamu yang menginap.

[caption id="attachment_271337" align="aligncenter" width="300" caption="Burung merak bebas berlenggak lenggok"]

1381329887296034326
1381329887296034326
[/caption]
1381330000851257784
1381330000851257784

Pagi hari berikutnya saya mencoba berjalan lebih jauh lagi hingga di perbatasan hutan. Ada pemandangan yang mengerikan yang saya lihat saat melintasi padang rumput di dalam hutan yaitu ada bangkai seekor rusa sambar yang sudah tidak utuh lagi seperti bekas digigit oleh binatang buas. Ternyata dugaan saya tidak meleset, bangkai rusa tersebut merupakan mangsa dari harimau Sumatera yang memang merupakan satwa endemik hutan tersebut. Bangkai tersebut akan kembali dimakan saat malam hari. Oleh karena itu sangat tidak dianjurkan berada disekitar hutan manakali hari mulai gelap. Kalaupun terpaksa harus berada disekitar tempat tersebut  harus ditemani oleh petugas penjaga hutan yang memang sudah sangat mengenal kondisi disana. Salah satu tugas penjaga di sana adalah untuk memastikan tidak ada binatang liar yang mendekati area pemukiman dan menggiringnya kembali untuk masuk ke dalam hutan.

[caption id="attachment_271347" align="aligncenter" width="300" caption="Rusa sambar tergeletak menjadi mangsa si Belang ( harimau Sumatera )"]

13813319181335110691
13813319181335110691
[/caption]

Hutan Belambangan yang ada di kawasan Tambling ini merupakan habitat dari harimau Sumatera yang jumlahnya kini semakin menyusut.

[caption id="attachment_271521" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan menuju hutan Belambangan"]

138141690080896255
138141690080896255
[/caption] Keberadaan si Belang tidak saja dirasakan saat berada di sekitar hutan, bahkan di pinggir pantai dekat Mercusuar yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/09/01/mercusuar-tanjung-belimbing-tetap-kokoh-terkena-letusan-krakatau-1883-587932.html . Saya sempat menemukan beberapa jejak yang ditinggalkan oleh si Belang yang menurut penjaga hutan memang sesekali akan melintas di pantai untuk memberi tanda kepada binatang lain tentang keberadaan daerah kekuasaanya. [caption id="attachment_271522" align="aligncenter" width="300" caption="Jejak si Belang ditemukan di pantai tanjung Belimbing"]
1381418353508222765
1381418353508222765
[/caption] [caption id="attachment_271523" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai dimana sering ditemukan jejak si Belang"]
1381418754208569727
1381418754208569727
[/caption] [caption id="attachment_271525" align="aligncenter" width="300" caption="Jejak yang lain tampak lebih jelas"]
13814188201201495007
13814188201201495007
[/caption] Andai saja kita punya nyali "lebih" dan bila diizinkan oleh petugas penjaga hutan tentu saja, kita bisa ikut berpatroli malam hari sambil memantau melalui trap camera yang terpasang di beberapa titik. Bila beruntung kita bisa melihat keberadaan si Belang dan aktivitas yang sedang dilakukan. Sebenarnya hutan ini bukan semata habitat harimau sumatera tapi ada juga kerbau liar dan mentok rimba serta ribuan kalong. Hal ini membuat Tambling menjadi salah satu tujuan wisata konservasi alam yang menarik perhatian dunia. Sudah banyak pejabat-pejabat negara asing dan selibritas yang sudah pernah mengunjunginya termasuk penyanyi Kyle Minogue tercatat pernah singgah dan Ia begitu jatuh cinta karenanya. Untuk mengawasi sekeliling hutan digunakan kuda-kuda yang memang sengaja dipelihara namun dibiarkan lepas mencari makan dan menggiring kembali ke kandang saat malam hari. Kuda-kuda tersebut didatangkan dari pulau Jawa. [caption id="attachment_271539" align="aligncenter" width="300" caption="Kuda-kuda yang dipergunakan untuk mengelilingi kawasan"]
13814206622001648128
13814206622001648128
[/caption] Untuk memuaskan rasa " ngeri" dan penasaran saya terhadap keberadaan harimau Sumatera sayapun mendatangi tempat dimana tiga ekor harimau remaja yang sedang dikarantina untuk bersiap dilepasliarkan sebagaimana yang telah dilakukan pada beberapa ekor teman yang sebelumnya. [caption id="attachment_271544" align="aligncenter" width="300" caption="Tiga harimau remaja menanti untuk dilepasliarkan"]
1381421363671938916
1381421363671938916
[/caption] Suatu pengalaman yang sangat luar biasa yang bisa diperoleh di Tambling Wildlife Nature Conservation yang ada di Tampang - Belimbingini ini yang bagi saya memberikan pelajaran  berharga bahwa betapa penting menjaga kelestarian alam guna terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi mendatang. Generasi anak cucu kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun