Mohon tunggu...
Suwartomo Suwondo
Suwartomo Suwondo Mohon Tunggu...

mencari dan terus mencari...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelangi Cinta Dewi Nawang Wulan

22 Mei 2012   11:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:58 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337685266460840283

Kahyangan itu indah

Seperti sorga yang ada kitab suci

Dimana semua kebaikan bertahta

Segala keinginan pasti menjadi nyata

Aku senang menari-nari dibalik awan

Bersama dewa-dewi

Berpesta  di bawah matahari

Bercengkerama bersama rembulan

Kami bidadari-badadari cantik

Di Kahyangan

Tapi siapa peduli?

Karena semua memang cantik

Dan itu membuat bosan

Aku suka dunia fana

Tak terlalu indah

Namun  penuh warna

Ku meniti pelangi

Menuju telaga

Kulepas busana nan indah beraneka rupa

Segarkan diri mandi sepuas hati

Alam begitu sunyi

Sepertia tak berpenghuni

Hanya gemericik air telaga

Ciptakan harmoni tentramkan hati

Hingga suatu masa….

Merubah segalanya…

Setelah berpuas bermandi di telaga

Kami bersiap mengangkasa…

Kembali tingalkan bumi nan penuh misteri

Tapi…

Kemana selendang saktiku yang indah

Yang mampu bawaku terbang ke kahyangan

Sedu sedanku tak mampu kembalikan selendangku

Tiba-tiba seorang pemuda tampan

Lemparka sapa dengan santunnya

Pemuda tampan? Bukankah semua dewa di kahyangan bahkan lebih tampan?

“kenapa gerangan sang dewi menangis seorang diri di tempat nan sepi ini?”

Mengapa suaranya begitu sejukan hati?

Seperti air di telaga tempatku mandi

“Sang Dewi akan semakin cantik tanpa air mata yang membasahi pipi.”

Hatiku goyah….

Mengapa seorang manusia bisa memporak porandakan rasa

“seseorang telah mencuri selendangku. Dan aku tak bisa kembali ke kahyangan tanpa selendang itu.”

Air mataku hampir terjatuh

Bayangkan kesendirianku di bumi

“Aku Jaka Tarub. Aku  akan membantu mencarikan selendang milikmu, tapi maukah kau menjadi pasangan hidupku?”

Matanya menatap penuh harap

Hatiku sudah terperangkap

“Aku Dewi Nawang Wulan dari Kahyangan, aku bersedia asal kau bersedia mengembalikanku ke tempat asalku”

Sang Dewi  tlah merubah takdirnya

Kini  Ia hanya seorang manusia

Yang mulai mengenal rasa

Apa itu cinta

Hidupnya penuh warna

Seperti pelangi

Yang sering ia lewati

Kala mandi....di telaga

ekluff.blogspot.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun