11.30 : arrived @ home, met mom and listened to her story....
Jadi kronologisnya, tadi pagi mama sepertinya sudah diincar oleh dua orang jambret yang kata orang sekitar sudah sering berkeliaran di jalanan Pluit. Saat mendekati lampu lalu lintas yang sedang menyala hijau, tiba-tiba dari arah kiri, ada motor RX King yang digeber kencang mesinnya untuk mengaburkan fokus, dan seorang lainnya menarik dengan kencang tas yang ada di pangkuan mama. *well, dengan mudahnya sudah kejambretan*
Tapi, lanjut cerita mama, tukang jambret ini malah terhambat lampu yang sudah berubah menjadi merah lagi. Karena panik, mereka justru menabrak motor dari arah lain; “Motor tukang ojek sama embak-embak gitu sih kelihatannya”, lanjut mama.
Alhasil, motor tukang jambret dan yang ditabraknya itu sama-sama terjatuh. Satu jambret dengan wajah yang sudah berlumur darah berhasil kabur dengan melompat ke belakang mobil pick-up, satunya lagi tertangkap warga sekitar karena tukang bajaj yang meneriakinya Jambret, kemudian jambret itu dipukuli habis-habisan.
Tukang ojek yang di tabrak tidak menderita apapun, hanya sayangnya, penumpang (embak-embak tadi) justru kakinya tidak bisa digerakkan. Oleh warga sekitar, akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Mama sendiri yang masih shock di dalam bajaj, sebenarnya sudah membiarkan saja tas-nya itu lantaran mama hanya membawa uang persembahan, uang transport, KTP, dan Alkitab di tas-nya, tidak ada yang berlebihan. “Mama kan cuma mau ibadah, ngapain bawa banyak-banyak, engga pergi belanja juga”. Tapi abang bajaj yang kata mama jadi superhero itu langsung mengambil tas saat jambret itu dipukuli dan mengembalikannya ke mama. (Well, belum ada yang hilang).
“Cik, kita jadi saksi sebentar, biar kapok ini orang. Kalau gak diadili, bisa makin banyak yang jadi jambret daerah sini”, kata tukang bajaj tadi.
“Tapi saya mau kebaktian, Pak. Ini diurus sama warga aja pak, kita jalan saja.”
“Sebentar cik, kalau kita gak jadi saksi, dia bisa ngarang bebas dan gak ngaku”
Dan benar saja, saat digebukin warga, jambret itu mengarang kalau tas mama saya jatuh di jalan dan dialah yang menolong mengambilkannya.
Yah, intinya, dari jam 7 pagi sampai 11 siang itu, mama harus ikut prosedur yang bertele-tele di polsek, sambil terus melihat jambret itu dianiaya oleh aparat sampai babak belur. “Biar kapok orang begini, cik.”