Mohon tunggu...
Sutriyono Robert
Sutriyono Robert Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis lepas, menyukai seni budaya lokal.

Menikmati senja, alam, bebunyian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merindukan Anak-Anak Amungme

15 Oktober 2020   12:06 Diperbarui: 15 Oktober 2020   22:09 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikarni Eny bersama anak-anak Amungme (dok pribadi)

Bagian berat berikutnya adalah saat melepaskan APD. Proses dekontaminasi ini harus betul-betul sesuai prosedur.
Berada di Jakarta, di tengah zona merah, bahkan persis berhadapan dengan pasien Covid-19 di Wisma Atlit dihayati Eny sebagai “rezeki”.
Sesungguhnya, ketika berada di Mimika, Papua, Eny juga berada di zona merah.

Bulan Desember 2018 ia dan teman-teman harus dievakuasi pasca insiden Nduga, Wamena. Keadaan dirasa gawat selepas terjadi penembakan yang menewaskan 15 pekerja pembuatan jalan Trans Papua.

Kepulangan Eny dan teman-teman ke lembah Tsinga sempat tertunda menunggu keadaan sungguh-sungguh aman.

Eny mendampingi anak-anak asrama belajar (dok pribadi)
Eny mendampingi anak-anak asrama belajar (dok pribadi)
Menikah di Gombong
Covid-19 pada akhirnya juga memundurkan rencana pernikahan Eny dengan kekasihnya Hugo Gian, asal Gombong, Jawa Tengah. Eny dan Hugo bertemu di tengah-tengah anak-anak Amungme. Hugo adalah pamong atau pengasuh di asrama anak-anak Amungme.

Rencananya mereka berdua menikah pada Juni 2020.

Pernikahan tersebut akhirnya baru berlangsung pada 8 Agustus 2020 di Gereja St. Mikael Gombong.


Pernikahan, Covid-19, negara-negara yang menutup pintu bagi orang dari Indonesia membuat Eny mengubah rencana studi. Ia memutuskan akan melanjutkan studi di Indonesia. Dan lebih dari itu, setahun lewat selepas pulang dari Papua ternyata bayang-bayang anak-anak Amungme seperti terus membuntutinya.

“Ketika saya di Wisma Atlit ternyata saya juga bertemu pasien anak Amungme,” ungkap Eny.

Hugo, suaminya sudah kembali ke Mimika. Sebagai istri, ia tentu pada akhirnya akan menyusul ke Mimika. Akan tetapi hari-hari ini Eny masih mengambil jeda.

Perjalanan ke Mimika bukan perjalanan yang singkat. Bila ia bertolak dari Pontianak, maka akan ke Jakarta sekitar satu jam dengan pesawat.
Dari Jakarta ke Timika paling cepat enam jam atau bahkan lebih lama karena harus transit di Makasar atau Denpasar. Eny akan lanjut naik helikopter dari Timika ke Kampung Beanekogom di Lembah Tsinga sekitar 30 menit.

Akan tetapi bila moda pesawat yang ada adalah pesawat kecil Susi Air, ia akan turun di bandara Mulu, Tsinga. Sesudah itu jalan kaki ke Kampung Beanekogom sekitar empat jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun