Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Iklan Ucapan Mahfud dan Din

19 Agustus 2012   13:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 2659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini televisi di rumah kita disuguhi jeda iklan ucapan Selamat Idul Fitri 1433 H dari para tokoh politik, Ormas dan BUMN. Dua diantara yang menarik disorot adalah iklan Mahfud MD dan Din Syamsudin.

Saya sebut iklan Mahfud dan Din Syamsudin dengan alasan karena penonjolan iklan tersebut memang pada sosok si bintang iklan ybs. Bukan lembaganya--Mahkamah Konstitusi dan Ormas Muhammadiyah. Pasalnya, Mahkamah Konstitusi hanya muncul sedikit pas iklannya mau lenyap. Sama dengan tulisan 'Muhammadiyah' muncul terakhir pas iklannya mau habis.

Berhubung ada sedikit anasir institusi di dalam iklan bersangkutan, maka dana iklannya diduga kuat berasal dari duit institusi. Mahfud menggunakan duit MK dan Din Syamsudin menggunakan kas Muhammadiyah (baca: duit umat).

Terus terang feeling saya yang cukup politis agak terganggu dengan iklan tersebut. Maklum saja, kita sama tahu bahwa kedua tokoh itu sudah digadang-gadang bakal jadi calon presiden atau wakil presiden pemilu tahun 2014 mendatang.

Karena itu, untuk para tokoh yang (berniat) akan mencalonkan diri dalam kontestasi pemilu presiden tahun 2014 mendatang, alangkah lebih baiknya tidak muncul diiklan institusi dengan penonjolan diri ybs. Karena potensial dipersepsi publik sebagai iklan politik.

Kalau ngebet mau iklan jajakan citra diri juga, ya, pakai duit pribadi. Jangan pakai duit institusi publik. Proporsionalitas ini penting. Sebab, jika niatnya memang untuk menjajakan diri dengan pakai duit lembaga publik, maka secara hukum sudah dapat dikualifisir sebagai apa yang disebut 'penyalahgunaan keadaan' (misbruik van omstandigheden) yang nota bene salah satu varian dari penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) yang bersifat melawan hukum.

Saya yakin betul nurani yang normal akan mengatakan itu. Tidak terkecuali Mahfud dan Din Syamsudin sendiri. Lihat saja gesture mereka berdua saat mengucapkan kata-kata dalam iklan tersebut. Nampak tidak sepercaya diri seperti biasanya. Seperti ada yang tertekan dalam batinnya yang terefleksi dalam bahasa tubuhnya. Ini tentu saja menurut versi pengamatan saya, mungkin sekali Anda menilai justru sebaliknya.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun