Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Har, Master Penulis Komentar di Kompasiana

23 Juli 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:42 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_202264" align="aligncenter" width="577" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Nampaknya kita harus mengoreksi paradigma konvensional bahwa yang disebut karya tulis adalah buku atau artikel utuh. Menuliskan komentar adalah menulis juga. Sama-sama karya tulis. Malam ini aku baru menyadari ada satu orang, setidaknya yang baru kutemui, yang layak dijuluki Master Komentator. Dialah Har (kompasiana.com/har), yang belum menulis satu jua artikel di Kompasiana, akan tetapi sudah menelorkan karya tulis berupa ribuan komentar. Sebagaimana layaknya seorang master, ia sangat tangkas menggunakan jurus-jurusnya dalam berkomentar. Bukan hanya kuantitatif jumlah komentar. Akan tetapi juga kualitas komentar. Komentator ulung, dengan kutipan dalam bio akunnya "Billions of bilious blue blistering barnacles in a thundering typhoon...!" ~ Captain Haddock ~ ini, bukan sekedar komentator. Ia komentator terasah yang cerdas, cadas, dan lugas. Coba simak salah satu komentarnya atas foto Andy Lau dalam artikel berjudul "Tetap Kekar-Berotot di Usia 40-an": "Kalau foto Andy Lau di atas kemungkinan lebih satu dekade lalu. Terlihat dari HP yang dipegang ada antena". Perhatikan, ia mampu melihat hal yang tak terperhatikan oleh orang kebanyakan, suatu ciri khas seniman. Di lapak sebelah ia berkomentar cerdas terhadap sebuah artikel berjudul "Mendidik Anak Perfeksionis". Begini katanya, "Perfeksionis itu untuk hal2 tertentu saja. Kalau semua dilakukan secara perfeksionis akan membuat stress dan paralysis. Akibatnya bisa mandeg tanpa kemajuan. Harus ada titik dimana enough is enough." Yang menakjubkan lagi adalah, lama di Kompasiana berbanding lurus dengan jumlah komentar. Bayangkan, sejak bergabung di Kompasiana 3 Desember 2009 hingga tulisan ini diturunkan, ia telah menelorkan karya tulis sebanyak 2.315 tanggapan! Andai jumlah komentar itu digabung jadi satu, entah sudah berapa halaman artikel. Entah siapa Bung Har ini (jurnalis?). Yang jelas ia muncul dan berkomentar di mana-mana, di berbagai lapak, dan kadang muncul tiba-tiba dengan komentarnya yang tajam dan kocak. Lenyap. Lalu muncul lagi seperti mahluk halus. Salam kenal. [caption id="attachment_189260" align="aligncenter" width="200" caption="Har (kompasiana.com/har)"]

1343053512413852603
1343053512413852603
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun