Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pendakian Gunung Dempo: Indah, Berat, Magis dan Murah

3 Agustus 2016   22:28 Diperbarui: 25 Agustus 2020   21:08 5801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah gunung Dempo dilihat dari puncak utama, kali ini berwarna krem susu, kali lain bisa saja berwarna hijau toscha dll (docpri)

Pak Dian menyarankan saya untuk sekalian ziarah ke puncak tertinggi Dempo, berjalan sekitar 200 meter dari titik pertama awal mencapai puncak, ke arah kanan. Jadilah kami beriringan ke puncak untuk berziarah ke makam Pu-Yang. Cuaca benar-benar mantap.

Di kejauhan dalam hutan larangan nampak batu putih. Semula terlihat oleh saya sebagai tenda (docpri)
Di kejauhan dalam hutan larangan nampak batu putih. Semula terlihat oleh saya sebagai tenda (docpri)
Batu disusun menyerupai kuburan (docpri)
Batu disusun menyerupai kuburan (docpri)
Sisa sesajen di tempat yang disebut kuburan (docpri)
Sisa sesajen di tempat yang disebut kuburan (docpri)
Konon di puncak tertinggi gunung Dempo tertanam beberapa jasad manusia, ada yang menyebut pembuka jalur pendakian pertama yang meninggal sekitar tahun 1963-an, ada juga jenazah Pu-Yang orang Besemah dan entah siapa lagi. Terlihat beberapa batu yang disusun membentuk kuburan.

Di kanan ke arah bawah, ke arah hutan larangan, nampak pemandangan luas yang biru. Di tengah-tengah hutan tsb nampak sebuah benda berwarna putih. Pertama kali saya melihatnya seperti tenda. Belakangan ada cerita bahwa benda itu berlainan bagi orang yang pertama melihatnya: ada yang berbentuk batu putih, gajah, dan saya melihatnya sebagai tenda. Namun setelah agak dekat makin jelas benda itu adalah sebuah batu besar berwarna putih.

Kawah gunung Dempo (docpri)
Kawah gunung Dempo (docpri)
Kawah gunung Dempo, Minggu (31/7/2016) (docpri)
Kawah gunung Dempo, Minggu (31/7/2016) (docpri)
Tidak kurang dua jam kami menikmati suasana puncak Dempo yang mengagumkan. Kawah yang menganga besar. Pemandangan sekitar gunung Dempo yang luar biasa indah: Bukit Barisan (dibaliknya ada Bengkulu), kota Pagaralam, Tanjung Sakti, Jarai, Curup dll.

Untuk turun kembali ke Pelataran tidaklah sulit. Banyak sekali jalur naik-turun puncak-pelataran yang berpusat di tujuan yang sama: puncak dan pelataran. Namun karena banyaknya jalur sangat sulit untuk turun kembali persis di jalur waktu naik.

Contoh trek berakar (docpri)
Contoh trek berakar (docpri)
Memanjat tanjakan almari (docpri)
Memanjat tanjakan almari (docpri)
Disebut-sebut bahwa tidak ada seorang pun pendaki gunung Dempo, yang sudah mendaki berkali-kali sekalipun, yang mampu naik dari Pelataran ke puncak dan kembali turun ke Pelataran melalui jalan yang sama. Selalu lewat jalan yang berlainan, walaupun berakhir di tujuan yang sama. Dan saya pun mengalami hal serupa. Benar-benar menarik sekali.(*)
Gambar jalur pendakian gunung Dempo via Kampung IV (docpri)
Gambar jalur pendakian gunung Dempo via Kampung IV (docpri)
Peraturan dan formulir yang harus diisi. Daftar Rp2.000/per orang (docpri)
Peraturan dan formulir yang harus diisi. Daftar Rp2.000/per orang (docpri)
SUTOMO PAGUCI


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun