Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Blusukan Kuliner Pasar Lama Tangerang

30 Januari 2017   12:45 Diperbarui: 30 Januari 2017   12:57 11598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Lama Tangerang (Dok Pri)

Bicara tentang Pasar Lama Tangerang, pasar ini sangat menarik. Selalu ramai dan menunjukkan kekhasannya sebagai pasar akulturasi yang banyak menjual kuliner khas Tangerang yang bersifat Kuliner Peranakan. Pada hari raya orang Tionghoa atau yang di Tangerang lebih dikenal sebagai Cina Benteng, Pasar Lama penuh sesak dan meriah dengan pajangan lampion merah.

Untuk menuju Pasar Lama cukup mudah, Anda dapat menggunakan kereta api dan berhenti di stasiun Tangerang, lalu melanjutkan dengan jalan kaki kira-kira 400 meter. Bila Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat memarkir kendaraan sebelum pintu gerbang Pasar Lama atau setelah Anda memasuki pintu gerbang Pasar Lama.

Mulai Blusukan

Pasar Lama aktif relatif pendek, satu shift hari kerja, dari jam 5 pagi hingga jam 12 siang. Bila Anda tiba di Pasar Lama jam 13.00, suasana pasar sudah mulai sepi.

Kuliner khas Tangerang yang selalu diburu para pecinta kuliner, diantaranya opak caramel,  opak yang dilelehi caramel, hingga menambahkan rasa manis disamping rasa gurih dari opaknya sendiri.

Asinan Langjin, legenda Pasar Lama, asinan sayur dan buah yang segar, konon kabarnya berasal dari daerah Sewan. Di lokasi yang sama, dijual otak-otak yang cara membakarnya tidak langsung diatas bara api, melainkan diatas pemanas. Juga Anda dapat menemukan roti jadoel yang sangat empuk, dengan isi daging ayam cacah (kode A) dan daging babi cacah (kode B), jadi perhatikan kodenya saat membeli.

Anda berjalan lagi, akan menemukan penjual kue-kue jajan pasar, yang khas Tangerang adalah kue doko, putu mawar, sengkulun dan jojorong. Kue doko terbuat dari tepung ketan, tepung kanji dan kelapa yang dicampur dengan rebusan gula, santan dan daun pandan. Campuran ini dituang kedalam loyang yang sudah dialasi daun pisang, kemudian dikukus. Dalam kondisi hangat, dipotong-potong dan dibungkus dengan daun pisang.

Kue putu mawar adalah kue khas Tangerang yang mengadopsi kue putu, dan disajikan setelah melalui cetakan berbentuk bunga mawar. Rasanya persis sama dengan kue putu, gurih dan manis. Sedangkan sengkulun juga berbahan tepung ketan, santan dan gula merah. Tampilannya mirip kue keranjang yang dipotong kotak, disajikan dengan taburan parutan kelapa. Rasanya gurih dan manis. Kue jojorong adalah kue tradisional khas Tangerang, citarasanya manis dan kenyal terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dikukus, disajikan dalam cetakan dari daun pisang.

Kuliner Peranakan

Ada sebuah kedai kecil di salah satu sudut Pasar Lama, di bagian luar terdapat alat pembakar sate. Kalau dilihat sepintas seperti sate babi, namun kalau diperhatikan lebih seksama, ternyata sate ayam yang dibumbui kecap manis sehingga mirip sate babi. Penjualnya menggaransi tidak menjual makanan berbahan daging babi, termasuk bakso lohwa dan siomay, yang lazimnya berbahan daging babi. Siomay Benteng, memiliki rasa khas karena bumbu kacangnya ditambah kecap SH / kecap Benteng yang merupakan kecap khas Tangerang.

Di depan toko Varia, Anda akan menemukan penjual Es podeng yang selalu ramai. Untuk mempercepat layanan kepada pelanggan, penjual sudah menyiapkan campuran podeng tinggal menambahkan ea puter dan susu kental manis. Es podeng ini berisikan potongan podeng, cendol, kacang hijau, potongan roti tawar, irisan alpukat yang disiram es puter diberi topping susu kental manis coklat. Es podeng ini sangat tepat sebagai penghilang dahaga ditengah panasnya kota Tangerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun