Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tahukah ada Museum Maritim di Tanjung Priok?

11 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 10 Oktober 2025   19:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pecinta Dunia kelautan, tentu sudah tidak asing dengan Museum Bahari di kawasan Jakarta Kota. Bertepatan dengan Hari Maritim tahun ini (8 Oktober), Wisata Kreatif Jakarta (WKJ) berkolaborasi dengan Koteka, komunitas traveler Kompasiana mengadakan event kunjungan ke Museum Maritim.

Kami berangkat menuju Museum Maritim dari stasiun Tanjung Priok dengan berjalan kaki santai, melalui jalan Enggano. Sebenarnya jarak dari stasiun ke jalan Pasoso / pelabuhan Tanjung Priok tidak terlalu jauh, hanya saat itu matahari sedang terik-teriknya. Apalagi di kawasan pelabuhan jarang terdapat mini market atau warung, maka untuk menghindari  dehidrasi, peserta banyak yang menyerbu pedagang kopi keliling yang ada atau minum dari bekal air minum yang dibawa dari rumah.

Kehadiran kami yang jalan kaki ini membuat panik pihak pengelola museum (PT. Pelindo), karena kawasan pelabuhan termasuk kawasan berbahaya, banyak truck tronton bermuatan container lalu lalang.

Padahal tujuan utama jalan kaki selain melihat kiri kanan jalan yang penuh container, kami juga ingin menyaksikan simbol kerukunan beragama di kawasan pelabuhan ini. Tepat di pertigaan jalan Pasoso - Enggano di seberang jalan, terdapat sebuah masjid, Masjid Al Muqarabien dan sebuah gereja Kristen Protestan, Gereja Mahaikam Injili Sangihe Talaud (GMIST), yang terletak berdampingan, hanya dipisahkan tembok saja  Dalam pelaksanaan ritual keagamaan, keduanya saling bertoleransi sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain.

Toleransi (dokpri)
Toleransi (dokpri)
Museum Maritim

Setibanya di kompleks PT Pelindo, kami langsung diarahkan ke gedung megah, dengan tulisan Museum Maritim Indonesia di bagian depan.

Museum Maritim (dokpri)
Museum Maritim (dokpri)
Sejenak kami melepaskan lelah di tangga, sedangkan beberapa peserta menjalankan sholat dhuhur di lantai dua.


Di bawah tangga, kami menemukan replika kapal. Kami berdiri pada sebuah lantai kaca yang dibawahnya terdapat lantai asli  Peninggian lantai ini dikarenakan dulu museum ini pernah tergenang air.

Setelah peserta lengkap, kami dibagi menjadi dua rombongan dengan masing-masing seorang pemandu lokal.

Masing-nasing masuk ke ruang pameran, satu rombongan ke pintu Barat, dan rombongan lainnya ke pintu Timur.

Replika kapal (dokpri)
Replika kapal (dokpri)
Ruang pameran menampilkan sejarah kemaritiman, mulai dari era Austronesian, era kerajaan di tanah air, seperti Stiwijaya, Mataram Kuno, Majapahit hingga Samudera Pasai. Lalu ditampilkan sejumlah pelabuhan penting di Indonesia, dari pelabuhan Belawan, Teluk Bayur, Sunda Kelapa, Batavia, Tanjung Priok, Cirebon, Tanjung Perak dan Tanjung Emas.

Saran saja, sebaiknya ditambahkan pelabuhan di Indonesia Tengah dan Timur, seperti Balikpapan, Makassar, Bitung, dan Ambon.

Replika kapal (dokpri)
Replika kapal (dokpri)

Pembuatan kapal (dokpri)
Pembuatan kapal (dokpri)
Banyak koleksi replika kapal, dari kapal layar, kapal bermesin dan kapal "tug boat". Serta peralatan navigasi, rig di tengah laut, peralatan keamanan di kapal, keramik dan benda bersejarah lainnya.

K3 di kapal (dokpri)
K3 di kapal (dokpri)
Ditampilkan koleksi berupa diorama, replika maupun benda asli  Termasuk tokoh Maritim Indonesia, Ir. Juanda dengan patung setengah badannya.

Ir. Juanda (dokpri)
Ir. Juanda (dokpri)
Saat ini Museum Maritim tidak dibuka untuk umum, meski dulu pernah dibuka untuk umum, karena menimbulkan kemacetan, akibat banyaknya rombongan datang dengan bus sehingga mengganggu aktivitas pelabuhan.

Kini untuk mengunjungi Museum Maritim harus bersurat dulu dengan jumlah peserta minimum 20, setelah memperoleh izin barulah dapat berkunjung.

Museum Maritim ini sangat penting bagi pendidikan dan pengetahuan, agar setiap orang khususnya generasi muda sadar betapa pentingnya dunia kemaritiman. Museum ini dapat berfungsi sebagai pusat edukasi dan wisata budaya yang berkelanjutan.

Foto bersama (sumber gambar: WKJ)
Foto bersama (sumber gambar: WKJ)
Sudah pernah ke Museum Maritim? Yuk kesana !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun