Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Wisata Alam, Paru-paru Hijau Sebuah Kota

24 Agustus 2025   13:26 Diperbarui: 24 Agustus 2025   13:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan goyang (sumber gambar: Ikhsan)


Bila kita mengamati sebuah kota dengan limbah pabrik yang keluar dari cerobong asap maupun gas buang yang keluar dari kendaaraan bermotor saat betada pada jalanan yang macet, kita jadi takut tinggal pada sebuah kota yang tidak sehat bagi paru-paru kita, karena yang kita hirup adalah racun

Maka diperlukan sarana untuk mengurangi dampak bahaya polusi udara, diantaranya dengan membuat taman kota ditengah deretan hutan beton.

Taman kota dapat berfungsi ebagai paru-paru hijau, sekaligus sebagai wahana hiburan murah bagi penduduk kota.

Sebagai paru-paru hijau, karena pada taman ini banyak pepohonan atau flora yang mengeluarkan  O2 yang bagus bagi paru-paru manusia, juga kita bisa menikmati suara alam yang indah, seperti desiran angin, kecipak air danau, sungai atau rawa, dan suara-suara fauna (burung, monyet, ikan, serangga, biawak dan lainnya).

Salah satu Taman Wisata Alam (TWA) yang  sempat dikunjungi bersama teman-teman Click dan Kreatoria adalah TWA Mangrove Angke Kapuk.

TWA Mangrove Angke Kapuk (sumber gambar: Ikhsan)
TWA Mangrove Angke Kapuk (sumber gambar: Ikhsan)
Kita dapat mencapainya dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Dengan transportasi umum, gunakan Trans Jakarta (TJ) jurusan Glodok- Pantai Maju, Pantai Indah Kapuk.

Di halte bus (sumber gambar: Ikhsan)
Di halte bus (sumber gambar: Ikhsan)
Bila kita menggunakan kendaraan pribadi dapat memarkir kendaraan pada lahan parkir yang luas. Bila kita menggunskan transportasi umum, turunlah di halte di depan gedung Tzuchi. Lalu jalan kaki sekitar satu kilometer menyusuri sekolah Tzuchi. Bila sudah menemukan billboard raksasa Taman Wisata Alam, berbeloklah ke kiri, maka kita akan menenukan pintu gerbang masuk TWA yang terbuat dari kayu.

Billboard (dokpri)
Billboard (dokpri)
Di bagian depan, terdapat masjid, lalu baru ketemu tempat pemeriksaan tiket. Bagi kita yang berkunjung pada hari kerja (weekday) biaya Rp 30.000,- sedangkan pada akhir pekan (weekend) Rp.35.000,- untuk orang dewasa.

Bagi anak-anak harga tiket masuk lebih murah, Rp 15.000,- / Rp 20.000,-: sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp. 125..000,- / Rp 175.000,-

Mau masuk secara gratis ? Ada tricknya, yaitu ikuti (follow) akun sosial media TWA Mangrove Angke Kapuk, seperti Instagram, Tik Tok dan Facebook. Tenntunya pengelola TWA berharap pengunjung gratis ini akan membuat konten dan menyebarkan via sosial media yang dimilikinya.

Sejarah TWA Mangrove Angke Kapuk 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun